Jalan terjal caleg pesohor menembus Senayan

Tingkat keterpilihan caleg pesohor dari pemilu ke pemilu cenderung menurun. Pesohor butuh kerja ekstra keras untuk lolos ke DPR.

Ilustrasi caleg dari kalangan selebiritas. Alinea.id/Firgie Saputra

Sejak resmi didaftarkan jadi bakal calon anggota legislatif (caleg) DPR RI, musikus Doadibadai Hollo langsung "turun gunung." Selama tiga bulan terakhir, mantan penggawa band Kerispatih hampir saban hari berkunjung ke tempat-tempat nongkrong di penjuru Depok dan Bekasi, Jawa Barat. 

"Tiga hari seminggu saya mendatangi tempat-tempat seni dan komunitas musik untuk menyampaikan ide saya mengenai hak cipta dan kesejahteraan musisi," ucap Badai, sapaan akrab Doadibadai, saat berbincang dengan Alinea.id, belum lama ini. 

Badai ditempatkan di dapil Jawa Barat VI yang meliputi Kota Depok dan Kota Bekasi. Ia mengantongi nomor urut 3 dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Di dapil itu, Badai bakal bersaing dengan sejumlah petahana, semisal Mahfudz Abdurrahman (PKS), Sukur H. Nababan (PDI-P), dan Intan F. Fauzi (PAN). 

Berkompetisi di dapil yang tergolong neraka, Badai mengakui langkahnya untuk melenggang ke Senayan bakal sulit. Ia sadar tak mungkin hanya mengandalkan popularitas sebagai pesohor saja. "Saya harus berkeringat ke lapangan," ujar Badai. 

Di kafe-kafe dan sejumlah ruang publik di kedua kota itu, Badai memamerkan talentanya sebagai musisi. Komunitas seniman dan para pelaku sektor industri musik indie merupakan basis pemilih yang ia sasar. Badai merasa isu mengenai kesejahteraan seniman paling memungkinkan ia dekati secara emosional dan profesional.