Politik identitas brutal tapi tak kerek elektabilitas

Politik indentitas terutama agama yang tampak lebih brutal tetapi justru tak mampu mengerek elektabilitas secara signifikan pada Pemilu 2019

Ijtima ulama hingga tiga kali digelar untuk memberikan rekomendasi pencapresan Prabowo Subianto. / Antara Foto

Politik indentitas terutama agama yang tampak lebih brutal, tetapi justru tak mampu mengerek elektabilitas secara signifikan pada Pemilu 2019.

Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menguraikan politik identitas masih menjadi isu kuat dalam Pemilu 2019

"Tapi efek politik indentitas itu mungkin tidak sebesar yang kita duga. Indikasinya adalah kenaikan beberapa basis Prabowo-Sandi tidak terlalu tinggi seperti dugaan banyak orang," kata Arya di Jakarta Barat, Kamis (25/5).

Kendati demikian, sambungnya, narasi isu politik identitas yang disampaikan justru meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan dengan Pemilu 2014. Baginya, narasi tersebut sangat mengkhawatirkan untuk perpolitikan Tanah Air lima tahun ke depan.

Menurut Arya, fenomena ini bukan lah sebuah warisan politik yang baik. Narasi yang kuat ini telah membelah masyarakat, khususnya di pelosok negeri.