sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bank masih pikir-pikir naikkan bunga kredit

Setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan, kini giliran perbankan yang akan mengerek bunga kredit dan simpanan.

Sukirno
Sukirno Jumat, 18 Mei 2018 23:16 WIB
Bank masih pikir-pikir naikkan bunga kredit

Setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan, kini giliran perbankan yang akan mengerek bunga kredit dan simpanan.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., Suprajarto, mengatakan tekanan global membuat bank sentral menaikkan suku bunga acuan BI 7-days reverse repo rate (7DRRR).

"Kalau suku bunga BI naik, ya otomatis (suku bunga simpanan) naik," ujar Suprajarto.

Meski demikian, kata Supra, BRI tidak akan langsung menaikkan suku bunga kredit untuk mengkompensasi biaya dana karena suku bunga simpanan yang meningkat. Dia mengaku akan meningkatkan efisiensi agar beban operasional tidak meningkat.

"Suku bunga kredit saya berusaha untuk tidak naik. Cost of Fund bisa ditutup dengan yang lain," ujarnya.

Direktur Utama PT. Bank Mandiri Tbk. Kartika Wirjoatmodjo menilai BI tidak perlu terlalu khawatir perbankan akan merespons kenaikan suku bunga kebijakan Bank Sentral dengan langsung menaikkan suku bunga kredit. Pasalnya, permintaan kredit juga belum begitu pulih. Jika suku bunga kredit naik, dikhawatirkan akan semakin menggerus permintaan kredit.

"Perlu ada respons kebijakan dari BI ketika pasar sudah bergejolak," kata Tiko sapaan akrab Kartika.

Butuh waktu kerek bunga

Sponsored

Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudistira Adhinegara menilai perbankan tidak akan segera menaikkan bunga kredit karena memerlukan transisi tiga hingga lima bulan setelah BI menaikkan suku bunga acuan.

"Likuiditas bank yang cukup turut membuat suku bunga kredit di bank tidak langsung dinaikkan mengingat masih ada jarak cukup panjang," kata Bhima di Denpasar, dilansir Antara, Jumat (18/5).

Menurut Bhima, ada beberapa indikator yang membuat bank diyakini tidak akan langsung menaikkan suku bunga kredit.

Dia menjelaskan modal bank modal masih cukup kuat yakni ditunjukkan dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) mencapai 22,6%.

Saat ini, lanjut dia, perbankan juga lebih banyak berinvestasi melalui instrumen surat utang karena bunga yang ditawarkan juga lebih menarik dibandingkan bunga kredit.

Dengan kondisi itu, ia optimistis bank tidak langsung menaikkan suku bunga kredit sehingga debitur diimbau tidak terlalu panik dan khawatir.

Setelah beberapa waktu bertahan pada posisi 4,25%, Bank Indonesia akhirnya menaikkan suku bunga acuan, BI 7DRRR sebesar 25 basis poin.

Kenaikan suku bunga acuan bank sentral Indonesia itu tercatat dari 4,25% menjadi 4,5% yang berlaku mulai 18 Mei 2018.

Keputusan tersebut diambil dalam rapat Dewan Gubernur BI 17 Mei 2018 di Jakarta sebagai upaya bank sentral menjaga stabilitas ekonomi Indonesia termasuk moneter di tengah situasi ekonomi global yang saat ini berfluktuasi.

Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan peningkatan suku bunga acuan BI 7DRRR tidak otomatis turut menaikkan tingkat bunga kredit perbankan.

"Tidak otomatis juga naik tingkat bunga kredit. Kalaupun naik, tidak proposional. Naik 0,25%, ya sana tidak harus naik 0,25%," kata Darmin ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Mantan gubernur Bank Indonesia tersebut juga menyatakan bahwa negara-negara lain juga sedang dalam tahap menaikkan suku bunga.

"Di awalnya bisa seperti biasa, tetapi kalau nanti perkembangannya di manapun bunganya naik pasti akan menyesuaikan diri," ucap Darmin.

Sementara untuk mengawal dampak suku bunga ke pertumbuhan ekonomi, pemerintah mendorong hal tersebut melalui penyederhanaan perizinan dan insentif fiskal.

"Kami sudah siapkan, dan tinggal diluncurkan saja dalam beberapa hari lagi. Artinya pemerintah sudah menyiapkan diri," kata Darmin.

Berita Lainnya
×
tekid