sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Lewat Tokopedia, Dua UMKM asal Kalimantan Selatan dan Sukabumi ini raup untung berkali lipat

UMKM tak hanya mampu bertahan saat pandemi namun juga tumbuh dan terus menggerakkan ekonomi nasional.

Kartika Runiasari
Kartika Runiasari Selasa, 15 Nov 2022 14:14 WIB
Lewat Tokopedia, Dua UMKM asal Kalimantan Selatan dan Sukabumi ini raup untung berkali lipat

Kementerian Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi (Kemenkop UKM) mencatat kontribusi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mencapai 60% terhadap perekonomian nasional. Tak hanya itu, UMKM juga turut berperan menggerakkan perekonomian lokal hingga nasional dan memberdayakan warga di sekitarnya.

Seperti halnya dilakukan oleh produsen teh herbal Tea Heaven yang berasal dari Sukabumi, Jawa Barat. Bisnis ini bermula dari keprihatinan Devina Amelia yang melihat begitu banyak perkebunan teh yang menghasilkan daun teh pilihan. Namun, produk daun teh berkualitas tinggi itu justru lebih banyak diekspor. Sementara produk teh lokal memakai daun teh dengan kualitas di bawahnya.

“Kalau mau kualitas, kita harus beli (merek teh) dari luar negeri. Dari situ kami bikin merek yang bisa bersaing dengan merek teh luar negeri dan setidaknya Tea Heaven bisa jadi alternatif merek lokal dengan kualitas baik,” katanya saat Virtual Media Briefing Tokopedia Sambut Hari Pahlawan “UMKM Lokal Tokopedia Berdayakan Masyarakat Sekitar, Jadi Pahlawan Ekonomi Nasional”, belum lama ini.

Tanpa latar belakang ilmu bisnis, lanjutnya, usaha yang bermula tahun 2017 itu juga bermodal cukup terbatas. Ia hanya menjual satu varian produk yaitu teh hijau dengan memilih marketplace Tokopedia sebagai toko online yang bisa menyasar pasar lebih luas. 

“Waktu itu iseng memasukkan teh hijau. Mulai aja dulu, iseng-iseng,” sebut pendiri Tea Heaven ini.

Lambat laun, bisnisnya pun tumbuh hingga akhirnya mempunyai 100 varian produk teh. Mulai dari green tea collection, black tea collection, specialty teas, blooming flower tea, matcha powder dan sebagainya dengan harga mulai dari Rp9.900 sampai Rp199.000.

Tidak hanya itu, ia juga berkomitmen menawarkan produk teh organik, tanpa pewarna maupun perasa buatan. “Market-nya luas, karena banyak masyarakat yang aware sama kesehatan,” sebutnya.

Berkat penjualan di ranah digital itulah, tambah dia, bisnis Tea Heaven semakin berkembang dan bahkan menjangkau penjualan ke berbagai wilayah Indonesia. Bahkan tidak hanya di pulau Jawa semata namun juga ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, bahkan Papua.

Sponsored

“Sebanyak 70% transaksi masuk lewat Tokopedia. Pelanggan Tea Heaven mayoritas bertransaksi lewat Tokopedia dan penjualan meningkat hingga 10 kali lipat,” jelas Devina.

Prospek bisnis yang cerah membawa Tea Heaven untuk melibatkan lebih banyak petani teh. Hingga saat ini, Tea Heaven sudah memberdayakan 20 perkebunan teh dari petani-petani kecil di pelosok Indonesia. “Jadi kami enggak hanya memasarkan hasil mereka namun juga mengenalkan manfaat teh,” ujarnya.

Produk teh hijau dari Tea Heaven. Dokumentasi.

Selain terus berinovasi menciptakan minuman teh kesehatan dari berbagai hasil bumi, Tea Heaven juga berinovasi menciptakan packaging yang unik. Salah satunya dari bambu yang tidak hanya eco-friendly namun juga estetik. 

“Kami memanfaatkan hasil dari perajin bambu yang terdampak pandemi dan kebun bambu yang berlimpah serta kurang dimanfaatkan padahal potensial,” tambahnya. 

Produk-produk teh yang tinggi antioksidan ini ternyata laris manis di masa pandemi seiring dengan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan. Devina mencatat kenaikan penjualan rata-rata 30% hingga 50% setiap tahunnya berkat penjualan di Tokopedia.

Kisah serupa juga dialami Chairul Mufti yang memasarkan madu asli dari Kalimantan Selatan. Bermula dari pekerjaannya di perkebunan kelapa sawit Kalimantan Selatan yang berpindah-pindah. Hingga satu waktu, ia ditawari madu asli yang ‘dipetik’ penduduk lokal. Ia pun akhirnya membeli madu asli yang manis tersebut.

“Mereka ini jualnya cuma bisa ke orang-orang sekitar, kenapa enggak saya beli saja dengan standar panen dan standar produk sesuai keinginan saya,” ujar pemilik brand Madu Bantal ini. 

Sejak tahun 2015 hingga kini, Chairul telah memberdayakan lima kepala keluarga penangkar madu Kalimantan Selatan. Para penangkar madu ini juga bisa menurunkan usaha penangkaran ini ke anak serta kerabatnya yang pada akhirnya memperluas pemberdayaan penduduk sekitar.

“Jumlah penangkar itu bisa saya kembangkan lagi ketika permintaan madu meningkat, karena permintaan untuk menjadi penangkar lebah di bawah saya sangat tinggi. Tapi saya tahan di lima penangkar dulu karena sudah cukup mengamankan stok madu saya,” bebernya.

Tidak hanya penangkar madu saja, Chairul juga memberdayakan warga sekitar untuk memproduksi kemasan botol madu. Hal ini didasari inovasi yang dituangkan Chairul agar produk madunya beda dan bisa menjadi oleh-oleh khas Kalsel.

Produk Madu Bantal dengan kemasan anyaman purun khas Kalsel. Dokumentasi.

Kantong unik botol madu dari Purun ini sukses membuat penjualan Madu Bantal meningkat. Anyaman khas Kalsel itu diproduksi oleh ibu-ibu di desa Palam, kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. “Saya pegang satu pintu ke seorang ibu, misal saya pesan 1.000 nanti ibu itu sebarkan ke tetangga-tetangganya jadi semua dapat pekerjaan,” bebernya.

Berkah pandemi

Perjalanan Chairul membangun bisnis ini bukan tanpa tantangan. Sejak awal berdiri di tahun 2015, belum banyak lapak penjualan online seperti saat ini. Ia memutuskan langsung bergabung dengan Tokopedia. Menurutnya, hal ini dilakukan demi menjangkau pasar yang lebih luas, tidak hanya di Kalimantan Selatan semata.

Walaupun Chairul menemukan banyak yang sudah berjualan madu di Tokopedia, ia tetap berpikiran positif dan berusaha bersaing. Karena itu pula, inovasi menjadi kunci bisnisnya terus berjalan hingga kini. Bahkan, ia mencatat berkat Tokopedia, rata-rata penjualan Madu Bantal mencapai puluhan juta per bulan. “Sekitar 70% omzet berasal dari penjualan Tokopedia dan penjualan yang meningkat pada madu lebah yang rasanya manis rata-rata 30% tiap tahun,” paparnya.

Bahkan, pada saat pandemi Madu Bantal mengalami lonjakan penjualan hingga 400% lebih. Hal ini tidak lepas dari banyaknya masyarakat yang peduli pada kesehatan, salah satunya dengan mengonsumsi madu. “Jadi madu panen hari ini besoknya langsung habis,” sebutnya.

Chairul pun merasakan dampak yang sangat positif dengan penjualan di Tokopedia. Madu dari Kalimantan Selatan ini bisa ‘terbang’ lintas pulau hingga ke Pidie, Aceh, hingga Papua. Ia mengaku berstrategi dengan mengiming-imingi pelanggannya untuk bertransaksi di Tokopedia agar bisa mendapatkan gratis ongkir. 

“Akhirnya dari situ rating penjualan naik dan pembeli baru masuk karena lihat review, mereka lihat data dan percaya,” tutupnya.

Berkah pandemi juga turut dirasakan Angga Setyawan yang menjadi generasi kedua penerus usaha Bakso Damas. Usaha bakso Malang ini didirikan oleh sang ayah, Aryo Damas pada tahun 1993 silam. Awalnya, sang ayah menjajakan bakso dengan sepeda kayuh hingga akhirnya bisa mendirikan outlet pertama tahun 1995.

“Sampai saat ini kita makin besar dan masuk Tokopedia tahun 2020. Ini jadi penyelamat karena selama pandemi usaha kuliner turun sangat drastis, kami merasakan 60% penurunan omzet dan kami enggak bisa buka toko,” kisahnya.

Padahal, bakso Damas telah mempekerjakan 30 orang karyawan yang menggantungkan penghasilannya dari outlet-outlet Bakso Damas. Angga mengaku tak tega jika harus merumahkan para pekerja yang berusia 20 tahunan dan menjadi tulang punggung keluarga atau para ibu-ibu rumah tangga.

“Akhirnya kami bikin produk bakso frozen, saya pilih Tokopedia untuk memasarkan produk, alhamdulillah diterima pasar, omzet kita bagus,” bebernya.

Akhirnya, Bakso Damas pun dapat bertahan di masa pandemi tanpa perlu mengurangi atau mem-PHK (pemutusan hubungan kerja) karyawan. Tidak hanya menjual bakso secara offline, Tokopedia bisa ‘memperkenalkan’ produk bakso Damas frozen ke seluruh Indonesia dari Jabodetabek, Jawa Barat hingga Bali. 

Bakso Damas dalam bentuk frozen. Dokumentasi.

Tidak berhenti sampai disitu, Angga juga terus berinovasi mengikuti tren, misalnya dengan menciptakan produk bakso Malang porsian yang siap santap. Akhirnya, produk ini menjadi best seller karena dinilai praktis dan bisa langsung dihidangkan. Produk bakso juga tanpa pengawet sehingga ia harus menyediakan packaging yang rapi dan rapat demi menjaga kualitas bakso sampai ke tangan konsumen. 

Kini, Bakso Damas telah memiliki 30 varian produk sebut saja bakso Malang porsian seharga Rp30.000-an, siomay, tahu walik, bakso goreng, hingga paket bundling dan hampers Lebaran dengan harga hingga Rp370.000.

Untuk semakin memperluas penjualan, tambah Angga, dirinya mengikuti beragam kampanye yang difasilitasi Tokopedia seperti Waktu Indonesia Belanja (WIB), Tokopedia Nyam, Voucher Toko, Bebas Ongkir, TopAds, dan lain-lain. “Omzet meningkat hingga 30%, misalnya dari flash sale, untuk pengguna baru Tokopedia sangat berguna,” sebutnya.

Menurutnya, fitur-fitur kampanye Tokopedia juga cukup terjangkau bagi seller. Karena itu pula, Bakso Damas baik di outlet maupun di Tokopedia harganya bisa sama. 

Menjadi pahlawan digital

Hari ini, Tokopedia mencatat ada lebih dari 12 juta penjual di marketplace ini di mana hampir 100% adalah UMKM. 

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Regional) Tokopedia Rizky Juanita Aziz menekankan pihaknya telah melahirkan inisiatif Hyperlocal di mana pembeli dapat menemukan produk dengan ongkos kirim murah bahkan hingga Rp0, dan penjual bisa memperluas pasar tanpa harus pindah ke kota besar. 

“Itu solusi yang diberikan Tokopedia,” sebutnya pada kesempatan yang sama.

Menurutnya, hal ini juga semakin berlaku terutama pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang membuat tarif logistik naik. “Tokopedia konsisten mendukung UMKM lokal jadi pahlawan ekonomi bagi daerahnya sendiri untuk bangkit dan memberdayakan  ekonomi sekitar,” sebutnya.

Dia menambahkan inisiatif Hyperlocal diturunkan dalam fitur-fitur seperti Dilayani Tokopedia di mana penjual bisa menitipkan produknya di gudang pintar Tokopedia. Ada pula Kumpulan Toko Pilihan (KTP), Tokopedia Nyam khusus penjualan makanan dan minuman, Waktu Indonesia Belanja (WIB), Paket Sehari Tiba di mana pelanggan bisa mendapatkan pesanannya dalam sehari.

“Pengiriman terjauh kuartal III-2022 terjadi dari kecamatan Sumur Bandung, Jawa Barat ke Tahuna di Sulawesi Utara,” sebutnya.

Tumbuh kembang UMKM lokal kuartal III-2022 versus kuartal III-2021

Kampanye Pasti Kumpulan Toko Pilihan (KTP) Dilayani Tokopedia
Jumlah transaksi naik lebih dari 1,5x lipat Jumlah transaksi naik lebih dari 1,5x lipat

Jumlah penjual naik lebih dari 1,5x lipat

Jumlah penjual naik lebih dari 1,5x lipat Jumlah penjual naik lebih dari 1,5x lipat Jumlah pembeli naik lebih dari 2x lipat

Head of Regional Growth Expansion (RGX) Central Tokopedia Nafisah Wulandari menambahkan selain fitur-fitur tersebut, Tokopedia juga terus mengedukasi penjual. Mulai dari halaman pusat edukasi seller berisi FAQ (frequently asked question), tips-tips dan video training yang membimbing UMKM sejak awal memulai bisnisnya. 

Tren transaksi belanja online kuartal III-2022
Kecamatan dengan pertumbuhan transaksi tertinggi
Kutowinangun, Jawa Tengah
Eremerasa, Sanrobone
Arungkeke, Sulawesi Selatan
Indrapuri, DI Aceh

 

Kategori paling laris kuartal III-2022

Sumatera dan Jawa Bali dan NTT Kalimantan dan Sulawesi Kep Maluku dan Papua
Rumah tangga Rumah Tangga Rumah Tangga Elektronik
Kesehatan Elektronik Elektronik Fesyen
Makanan dan Minuman Fesyen Fesyen Kesehatan
Elektronik Kesehatan Kesehatan Rumah Tangga
Fesyen Makanan dan minuman
Otomotif
Otomotif

Ada pula Kelas Maju Digital dan Sekolah Kilat Seller yang mengangkat beragam topik seperti menggunakan TopAds dan memberikan pelatihan-pelatihan spesifik di tingkat daerah. Terakhir, ada Keluarga Tokopedia (K-Top) yang jadi ajang sharing kisah sukses para UMKM. 

“Kami sediakan semua,” sebutnya.

Menurutnya, Tokopedia menekankan adaptasi, inovasi, dan kolaborasi sebagai kunci bagi pegiat usaha lokal agar lebih sukses membangun bisnisnya dan menjangkau pasar lebih luas. Misalnya, kolaborasi dengan penjual untuk beberapa program dan kampanye untuk meningkatkan transaksi yakni KTP (kurasi toko-toko yang terdekat), paket sehari tiba, WIB Tokcer (Toko Cepat dan Irit), dan Tokopedia Nyam. 

Dalam aplikasi ‘Tokopedia Seller’ juga ada beberapa fitur seperti statistik toko, quick reply chat dan lain-lain. “Kami percaya inovasi mengikuti tren market adalah kunci adaptasi di market yang selalu berubah ini,” tutupnya.

Ilustrasi Alinea.id/Firgie Saputra.
 

Berita Lainnya
×
tekid