Hati-hati, krisis energi diperkirakan lanjut tahun depan
Namun demikian, skala krisis energi tahun depan akan lebih ringan dibandingkan dengan tahun ini.

Krisis energi sempat melanda beberapa negara di dunia tahun ini. Hal tersebut disebabkan karena proses pemulihan ekonomi dan mulai normalnya aktivitas masyarakat yang membuat permintaan pada energi melonjak.
Tahun depan proses pemulihan ekonomi masih akan berlanjut, dan Center of Reform on Economics (CORE) memproyeksikan krisis energi masih akan berlanjut di tahun depan.
"Krisis energi yang menekan proses pemulihan ekonomi tahun ini diperkirakan masih akan berlanjut tahun depan," kutip laporan CORE Economic Outlook 2022 Minggu, (19/12).
Namun demikian, skala krisis energi tahun depan akan lebih ringan dibandingkan dengan tahun ini. Hal ini disebabkan pasokan batu bara domestik dan impor yang mulai meningkat.
Lebih lanjut CORE menjelaskan lonjakan permintaan berbagai komoditas pada masa pemulihan ekonomi tahun ini, baik untuk pembangkit listrik, penggunaan bahan baku dan bahan bakar industri, serta transportasi, telah mendorong kenaikan harga rata-rata komoditas primer di pasar global.
"Kenaikan harga yang cukup tinggi tersebut disebabkan oleh lambatnya respons dari sisi pasokan," lanjutnya.
Lambatnya pasokan ini tidak hanya karena produksi yang belum pulih, namun juga kendala gangguan rantai pasokan, dan konflik politik yang mempengaruhi produksi negara-negara produsen.
Tahun ini harga minyak juga relatif tinggi dibandingkan dengan tahun lalu. Tidak hanya karena penguatan fundamental ekonomi negara-negara importir, kelangkaan pasokan gas, yang mendorong kenaikan harga secara signifikan. Sehingga terjadi substitusi pengguna gas ke minyak mentah.
"Dari sisi pasokan, kesepakatan negara-negara OPEC+ yang telah mengurangi produksi, dan masih belum pulihnya investasi peningkatan produksi minyak, menjadi pendorong kenaikan harga tahun ini," lanjutnya.
CORE memproyeksikan kondisi ini masih akan berlanjut hingga awal tahun depan. Namun harga minyak akan mengalami penurunan saat harga energi lain seperti gas dan batu bara turun.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Menimbang sistem pemilu proporsional terbuka, tertutup, atau campuran
Kamis, 30 Mar 2023 06:19 WIB
Menimbang bunga KUR 0% demi keberlanjutan UMKM
Rabu, 29 Mar 2023 15:00 WIB