sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

HM Sampoerna raih laba bersih Rp74,3 triliun pada 2019

Produsen rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) mencatat kinerja positif pada 2019.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Selasa, 31 Mar 2020 12:29 WIB
HM Sampoerna raih laba bersih Rp74,3 triliun pada 2019

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) membukukan laba bersih sebesar Rp74,3 triliun pada 2019, atau naik tipis 1,3% dari Rp74,2 triliun tahun 2018. Sementara itu, penjualan bersih perusahaan rokok ini terkoreksi 0,64% menjadi Rp106,05 triliun pada 2019, dari Rp106,7 triliun tahun 2018.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), penjualan emiten pemilik jenama Dji Sam Soe tersebut di segmen sigaret kretek tangan cukup mengalami tekanan. Penjualan di segmen tersebut turun 4,44% dari Rp20,6 triliun pada 2018, menjadi Rp19,6 triliun pada 2019.

Sementara, segmen sigaret kretek mesin dan sigaret putih mesin masing-masing mengalami pertumbuhan tipis. Penjualan di segmen sigaret kretek mesin emiten berkode saham HMSP tercatat tumbuh 0,14% menjadi Rp74,39 triliun, dari Rp74,2 triliun secara tahunan (year-on-year/yoy).

Sedangkan penjualan di segmen sigaret putih mesin HM Sampoerna tercatat naik tipis 1,51% menjadi Rp11 triliun, dari Rp10,9 triliun. Adapun nilai ekspor perusahaan tercatat flat atau tak berubah dari tahun 2018 sebesar Rp408 miliar.

Untuk beban pokok penjualan, HM Sampoerna tercatat berhasil menekan tipis pos ini 1,62% menjadi Rp79,9 triliun, dari Rp81,2 triliun secara tahunan. Sehingga, laba per saham dasar perseroan naik menjadi Rp118 dari Rp116.

Adapun jumlah liabilitas perseroan tercatat naik 35,4% menjadi Rp15,2 triliun dari Rp11,2 triliun. Sekretaris Perusahaan HMSP Bambang Priambodo mengatakan kenaikan liabilitas sekitar Rp4 triliun tersebut disebabkan oleh kenaikan utang cukai sebesar Rp2,8 triliun terkait restorasi fasilitas penundaan pembayaran atas pembelian pita cukai pada akhir tahun.

"Perseroan juga mencatat kenaikan utang pajak sebesar Rp0,7 triliun dan kenaikan utang usaha sebesar Rp0,4 triliun," kata Bambang.

Sementara itu, total ekuitas perseroan juga tercatat meningkat 0,91% menjadi Rp35,6 triliun dari Rp35,3 triliun. Total aset perseroan juga tercatat meningkat menjadi Rp50,9 triliun atau 9,23% dibandingkan tahun sebelumnya sejumlah Rp46,6 triliun.

Sponsored

Adapun jumlah kas dan setara kas perseroan hingga akhir tahun 2019 tercatat berada di posisi Rp18,82 triliun, atau naik 21,3% dari Rp15,5 triliun akibat adanya kenaikan bersih kas dan setara kas sejumlah Rp3,3 triliun.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid