sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IHSG diprediksi melemah seiring kenaikan suku bunga The Fed

Adapun faktor yang mempengaruhi naik turunnya soal IHSG Ini diiringi oleh pernyataan 3 pejabat tinggi The Fed.

 Ratih Widihastuti Ayu Hanifah
Ratih Widihastuti Ayu Hanifah Selasa, 22 Feb 2022 08:33 WIB
IHSG diprediksi melemah seiring kenaikan suku bunga The Fed

IHSG kembali ditutup menguat sebesar 0,2% ke level 6,902 pada perdagangan kemarin (21/2), pergerakan IHSG pun diiringi dengan adanya kenaikan volume perdagangan dan telah mengenai level penguatan minimal.  Meskipun masih ada peluang menguat ke area 6,950, namun waspadai adanya koreksi ke rentang area 6,679-6,830 untuk membentuk wave di label hitam.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah dan diperdagangkan
pada level 6.859 – 6.927. Kemudian ada potensi menguat namun tergantung kita menjaga fundamental ekonomi Indonesia ," jelas Maximilianus Nico Demus,  Associate Director of Research and Investment dalam risetnya, Selasa (22/2).

Adapun faktor yang mempengaruhi naik turunnya soal IHSG Ini diiringi oleh pernyataan 3 pejabat tinggi The Fed, yang mendukung kenaikkan tingkat suku bunga pada bulan Maret mendatang, dan mulai mengecilkan neraca  yang mulai terlihat menggendut dalam beberapa bulan mendatang yang di mana ini artinya, The Fed mulai menunjukkan bahwa akan lebih agresif dalam menaikkan tingkat suku bunganya. Pernyataan ini disampaikan oleh Lael Brainard, John Williams, serta Charles Evans kemarin Senin, (21/2).

Sedangkan, Gubernur Fed lainnya, kata Nico, Michelle Bowman memberikan saran bahwa kenaikkan 50 bps pada bulan Maret mendatang akan sangat mungkin terjadi apabila data inflasi dinilai terlalu tinggi. "Meskipun menurut kami di atas 7% sudah sangat tinggi, karena inflasi Amerika tersebut berada di titik ketinggian untuk pertama kalinya sejak tahun 1982. “Perekonomian telah berkembang sesuai dengan yang diharapkan oleh The Fed, oleh sebab itu dirinya mendukung kenaikkan tingkat suku bunga pada bulan Maret dan pada beberapa pertemuan berikutnya," pungkasnya.

Sementara itu menurut Nico, pihak Bowman pun mengatakan bahwa situasi dan kondisi saat ini maupun nanti, akan amat sangat penting bagi masyarakat untuk dapat terus melihat bagaimana perekonomian akan berkembang dan dapat memahami apakah situasi kondisi akan membaik atau memburuk. 
 
“Komentar Bowman menjadi salah satu komentar yang cukup penting karena Bowman selalu memberikan suaranya pada setiap pertemuan The Fed. Karena rata rata semua pejabat The Fed mengatakan hal yang sama, namun yang berbeda adalah tingkat aggressive dari masing–masing pejabatnya," ucap dia.

Nico menjelaskan perekonomian nantinya akan berkembang, hal ini terlihat bagaimana Bowman mengambil tindakan yang tegas untuk dapat mengurangi inflasi untuk mencapai target inflasi sebesar 2% sambil tetap menjaga perekonomian untuk berada di jalurnya. 
 
“ Yang pada akhirnya, fokus utamanya adalah mengurangi neracanya di masa yang akan datang.  Kita beralih kepada sentimen geopolitik yang meskipun memanas, tapi justru semakin membuat tenaga baru bagi IHSG dan obligasi dalam negeri untuk menguat meskipun untuk obligasi sangat terbatas," kata dia 

Dengan kuatnya fundamental ekonomi Indonesia diharapkan Nico, dapat menjadi salah satu harapan baru, untuk melawan tekanan volatilitas yang diakibatkan oleh sentimen global. 
 
“Seberapa lamakah IHSG bisa bertahan, itupun tergantung seberapa kuat dan bagusnya fundamental ekonomi Indonesia untuk menahan tekanan," jelas dia.

Pilar Investindo pun merekomendasi beberapa emiten yang akan prospektif pada perdagangan hari ini, yakni PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) atau (Grup Emtek), PT Harum Energy Tbk. (HRUM), PT Aneka Tambang Persero Tbk. (ANTM),PT Timah Tbk. (TINS), dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP).

Sponsored

Sebelumnya Pada perdagangan kemarin (21/2), PPRO ditutup menguat 1,8% ke level 58.  Kemudian dari MNC Sekuritas memperkirakan, posisi PPRO saat ini sedang berada di awal iii dari wave (c) sehingga PPRO berpeluang melanjutkan penguatan.

“Hal tersebut akan terjadi apabila PPRO mampu bergerak di atas 55 dan mampu break 63 sebagai resistance nya," jelas MNC Sekuritas dalam risetnya.

Selanjutnya ada,  BBRI ditutup menguat 1,4% ke level 4,490 pada perdagangan kemarin (21/2).

“Kami perkirakan, posisi BBRI saat ini sedang berada di awal wave [v] dari wave 1, sehingga BBRI berpeluang melanjutkan penguatannya terlebih bila mampu break resistance 4,550. Buy on Weakness, 4,410-4,490, Target Price dengan 4,680, 4,750, Stoploss below di posisi 4,340," jelasnya.

Lalu ada Posisi INCO saat ini diperkirakan, sedang berada pada bagian dari wave [c] dari wave E dari wave (X). 

Hal ini berarti, selama tidak terkoreksi ke bawah 4,620 maka INCO berpeluang menguat kembali. Buy on Weakness rentang 4,790-4,880, Target Price pada posisi 5,100, 5,400 dan Stoploss below 4,620.

Berita Lainnya
×
tekid