close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Induk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertambangan PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) atau Inalum tengah menjajaki peluang kerja sama dengan industri logam China. / Antara Foto
icon caption
Induk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertambangan PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) atau Inalum tengah menjajaki peluang kerja sama dengan industri logam China. / Antara Foto
Bisnis
Jumat, 17 Mei 2019 12:04

Inalum jajaki kerja sama dengan industri logam China

Inalum menjajaki kerja sama untuk hilirisasi tambang di tanah air.
swipe

Induk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertambangan PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) atau Inalum tengah menjajaki peluang kerja sama dengan industri logam China untuk hilirisasi tambang di tanah air.

Menteri BUMN Rini M Soemarno melakukan kunjungan ke China untuk bertemu dengan sejumlah CEO industri logam China.

”Percepatan hilirisasi industri tambang harus segera dilakukan. Ini untuk kepentingan rakyat dan bangsa, semakin tinggi nilai tambah produk tambang kita, semakin besar manfaat yang dapat dirasakan oleh seluruh rakyat," ujar Rini dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (17/5).

Rini optimistis Inalum sebagai induk BUMN tambang mampu mewujudkan mandatnya dengan bantuan berbagai pihak terkait.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan tujuan pertemuan dengan sejumlah CEO industri logam di China untuk mendengarkan penjelasan tentang industri logam dan teknologinya.

"Serta menjajaki berbagai peluang kerja sama yang sesuai dengan rencana strategis kami dan dapat membantu kami mempercepat terealisasinya hilirisasi tambang untuk kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Di Beijing, rombongan bertemu dengan sejumlah CEO, antara lain CEO The Metallurgical Corporation Of China (MCC) untuk mempelajari peluang kerja sama dalam industri EPC dan/atau tambang kobalt/nikel. 

Selain itu, delegasi Indonesia itu juga bertemu dengan CEO Beijing Easpring Material Technology untuk mempelajari industri Electric Vehicle terutama dalam pembuatan katoda.

Sementara itu, di Inner Mongolia, delegasi Indonesia menemui perusahaan gasifikasi batu bara Dalu Chemicals, untuk mempelajari proses dan teknologi dalam gasifikasi batu bara serta peluang kerja sama dengan PT Bukit Asam Tbk.

Teknologi gasifikasi ini memungkinkan mengonversi batu bara muda menjadi syngas yang merupakan bahan baku untuk diproses lebih lanjut menjadi dimethyl ether (DME) sebagai bahan bakar, urea sebagai pupuk, dan polypropylene sebagai bahan baku plastik.

Kemudian, di Shanghai, rombongan melakukan kunjungan lapangan dan pertemuan dengan Huayou, perusahaan manufaktur kimia kobalt, termasuk manufaktur bahan energi baru lithium ion, pemrosesan bahan baru kobalt dan penambangan, benefisiasi dan peleburan kobalt dan tembaga, serta bertemu dengan Contemporary Amperex Technology (CATL) Battery untuk mempelajari industri mobil listrik.

Selain Direktur Utama PT Inalum Budi Gunadi Sadikin, ikut pula dalam kunjungan kerja tersebut Sekretaris Menteri BUMN Imam A Putranto dan Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan, Kementerian BUMN, Gatot Trihargo dan Staf Khusus Menteri BUMN Wianda Pusponegoro, Direktur Utama PT Antam Tbk. Arie Arioetedjo dan Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk. Arviyan Arifin.  (Ant)
 

img
Laila Ramdhini
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan