sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Indef: Inflasi telah menggerus pendapatan rakyat

Masyarakat mengeluarkan uang lebih banyak dan tidak mempunyai tabungan karena tergerus inflasi.

 Hasbie Ibnu Harris
Hasbie Ibnu Harris Rabu, 15 Jun 2022 19:21 WIB
Indef: Inflasi telah menggerus pendapatan rakyat

Ekonom senior Indef Didik Rachbini menyarankan, agar Indonesia bisa meningkatkan kerja sama global dalam diplomasi ekonomi melalui Kementerian Luar Negeri, untuk mengatasi inflasi.

"Hal ini karena sumber dari inflasi saat ini selain masalah kenaikan harga, tetapi juga perang Rusia dan Ukraina," kata Didik dalam Seminar bertajuk "Managing Inflation to Boost Economic Growth" Rabu, (15/6).

Ia menilai, Indonesia sebagai Presidensi G20 kini diuji apakah bisa memanfaatkan presidensi sebagai kesempatan untuk membuat resolusi konflik kedua negara.

Kondisi tersebut terutama karena Indonesia mengimpor pangan dari Ukraina dan terdapat banyak wisatawan yang datang dari Rusia maupun Ukraina, sehingga jika tak diatasi dampaknya akan cukup besar ke Tanah Air.

Dalam keanggotaan G20 terdapat negara-negara yang berkaitan dengan perang seperti Rusia dan Amerika Serikat.

Didik berharap peningkatan kerja sama diplomasi tersebut bisa dilakukan lantaran perang bisa menjadi sumber petaka ekonomi, termasuk sosial-politik global sehingga kenaikan inflasi sebenarnya hanya dampak sebagian kecil.

Di sisi lain, inflasi telah menggerus pendapatan rakyat dan memiskinkan golongan rakyat yang paling bawah karena tingginya inflasi meningkatkan harga beras ataupun minyak yang kemungkinan naik hingga dua kali lipat.

Daya beli masyarakat dengan level yang sama dengan upah minimum pun akan tergerus, sehingga masyarakat tersebut mengeluarkan uang lebih banyak dan tidak mempunyai tabungan karena tergerus inflasi.

Sponsored

"Sementara bagi investor dan pebisnis, inflasi itu akan meningkatkan suku bunga sehingga investasi dan berbagai kegiatan bisnis menjadi terhambat," tutur Didik.

Untuk diketahui, inflasi yang tinggi menekan pertumbuhan ekonomi dan menghambat pemulihan ekonomi. Peningkatan inflasi yang terus menerus dapat menghantam sisi konsumsi rumah tangga dengan berkurangnya nilai riil dari uang yang mereka pegang. Infasi akan semakin berdampak buruk jika tidak diikuti oleh peningkatan upah/gaji yang sebanding.

Di sisi lain, peningkatan inflasi juga menghambat investasi melalui transmisi kenaikan suku bunga. Respons kebijakan moneter untuk mengurangi inflasi dengan meningkatkan suku bunga acuan pada akhirnya akan memukul investasi, khususnya FDI ke negara berkembang karena modal akan condong lari ke negara-negara asalnya dan asset yang aman seperti US$. Terlebih, peningkatan suku bunga berarti kenaikan biaya pembiayaan yang dapat menghambat investasi karena biaya investasi yang ditimbulkan menjadi besar.

Sementara itu, peningkatan inflasi membuat banyak negara dapat mengalami neraca pembayaran yang negatif. Hal tersebut diatas dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan juga pemulihan ekonomi pascapandemi.

 

Berita Lainnya
×
tekid