sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Strategi Pertamina setelah pangkas jumlah direksi

Untuk Direktorat Operasional yang sebelumnya ada di Pertamina akan masuk ke dalam beberapa subholding yang telah dibentuk.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Jumat, 12 Jun 2020 19:42 WIB
Strategi Pertamina setelah pangkas jumlah direksi

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali merombak jajaran pengurus perusahaan pelat merah. Direksi PT Pertamina (Persero) dipangkas dari 11 orang menjadi hanya enam orang saja.

Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang berlangsung, Jumat (12/6).

"Melalui struktur baru ini, diperkirakan Pertamina menjadi lebih agile (lincah), fokus, dan cepat dalam pengembangan kapabilitas bisnisnya dan dapat mengakselerasi skala bisnis menjadi perusahaan global dengan nilai pasar US$100 miliar," kata VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman dalam keterangan resmi.

Perombakan direksi tersebut tertuang dalam Salinan Keputusan Menteri BUMN nomor SK-198/MBU/06/2020, tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan, Pengalihan Tugas dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan. Dalam Surat Keputusan tersebut, pemegang saham menetapkan perubahan struktur organisasi direksi yang semula 11 orang menjadi enam orang dan beberapa di antaranya juga mengalami perubahan nomenklatur. Adapun struktur baru Direksi Pertamina terdiri atas : 

  • Direktur Utama: Nicke Widyawati
  • Direktur Sumber Daya Manusia: Koeshartanto
  • Direktur Keuangan: Emma Sri Martini
  • Direktur Penunjang Bisnis: M Haryo Yunianto
  • Direktur Logistik dan Infrastruktur: Mulyono
  • Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha: Iman Rachman

Untuk Direktorat Operasional yang sebelumnya ada di Pertamina akan masuk ke dalam beberapa subholding yang telah dibentuk, yaitu subholding upstream, subholding refinery dan petrochemical, subholding commercial dan trading, subholding power, new dan renewable energi, serta shipping company. Semua subholding tersebut akan menjalankan bisnis bersama dengan subholding gas yang sebelumnya telah terbentuk di bawah Pertamina melalui PT Perusahaan Gas Negara Tbk. sejak tahun 2018.

Pertamina sendiri akan melanjutkan proses transformasi dalam pembentukan Holding BUMN Migas, yang telah dijalankan sejak diterbitkannya roadmap berupa Buku Putih Pembentukan Holding Migas di bulan Januari 2018.

Dengan demikian, secara umum tugas Pertamina sebagai holding akan diarahkan pada pengelolaan portofolio dan sinergi bisnis di seluruh Pertamina Grup, mempercepat pengembangan bisnis baru, serta menjalankan program-program nasional. 

Sementara subholding akan menjalankan peran untuk mendorong operational excellence melalui pengembangan skala dan sinergi masing-masing bisnis, mempercepat pengembangan bisnis dan kapabilitas bisnis existing, serta meningkatkan kemampuan dan fleksibilitas dalam kemitraan dan pendanaan yang lebih menguntungkan perusahaan.  

Sponsored

Fajriyah menjelaskan, Pertamina akan memanfaatkan momentum new normal untuk menjalankan bisnis dengan cara baru guna mendapatkan hasil terbaik. Dengan perubahan organisasi tersebut, lanjutnya, portofolio bisnis Pertamina di masa depan akan lebih luas. 

“Ini merupakan bagian transformasi bisnis. Seluruh proses perubahan ini akan dilakukan secara sistematis melalui roadmap yang telah disusun dengan best effort untuk menjaga kelangsungan hubungan kerja dengan seluruh pekerja Pertamina” ucapnya. 

Fajriyah menegaskan, transformasi ini memerlukan pembaharuan organisasi, budaya kerja, mindset, dan talenta, agar tujuan dan target dapat tercapai. Dengan dukungan semua pihak, Pertamina yakin aspirasi sebagai global energy champion akan segera terwujud.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid