sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Maskapai Wow Air bangkrut, pengamat khawatir nasib LCC Indonesia

Pengamat penerbangan mengatakan kejadian seperti Wow Air juga bisa terjadi pada maskapai di Indonesia. 

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Jumat, 29 Mar 2019 10:20 WIB
Maskapai Wow Air bangkrut, pengamat khawatir nasib LCC Indonesia

Maskapai Islandia, Wow Air secara mendadak memberhentikan layanan penerbangannya. Maskapai penerbangan berbiaya rendah (low cost carrier/LCC) itu tidak mampu lagi menanggung biaya operasional. 

Pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan kejadian seperti Wow Air juga bisa terjadi pada maskapai di Indonesia. 

"Hal seperti ini yang saya khawatirkan terjadi di Indonesia," ujar Alvin Lie kepada Alinea.id, Jumat (29/3). 

Untuk diketahui, melansir dari Bloomberg, Wow Air membatalkan sebanyak 29 penerbangan yang dijadwalkan pada Kamis (28/3), sehingga membuat 2.700 penumpangnya terlantar. 

Wow Air pun meminta kepada semua penumpang untuk mencari tiket pesawat penerbangan lain untuk menuju tujan mereka. 

"Kami kehabisan waktu dan sayangnya belum bisa mendapatkan dana untuk perusahaan. Aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku sendiri karena tidak mengambil tindakan lebih cepat," tulis Presiden Direktur Wow Air Skuli Mogensen dalam sebuah surat.

Mogensen telah bekerja selama beberapa bulan untuk menyelamatkan bisnis maskapainya sejak 2011. Salah satunya, melakukan pembicaraan dengan perusahaan saingannya, Icelandair dan perusahaan AS Indigo Partners.

Wow Air menarik minat penumpang dengan menawarkan harga sangat rendah. Kemudian, mulai memberlakukan biaya tambahan untuk memilih tempat duduk, bagasi, ruang kaki, dan minuman yang mahal.

Sponsored

Kondisi ini kata Alvin hampir mirip dengan kondisi bisnis maskapai di dalam negeri. Belum lagi, pemerintah bahkan saat ini sedang berupaya mendesak maskapai penerbangan di Indonesia untuk melakukan penurunan tiket pesawat. 

"Saya tidak kaget kalau dalam waktu dekat ini maskapai penerbangan Indonesia menyatakan tidak mampu lagi beroperasi. Ketika itu terjadi, kapasitas angkut berkurang, pilihan untuk konsumen juga berkurang," ujarnya. 

Pihak maskapai juga disarankan untuk lebih transparan mengenai laporan keuangannya ke pemerintah. 

Jika dari laporan keuangan perusahaan menunjukkan biaya operasional naik, pemerintah juga harus berani merevisi Peraturan Menteri Perhubungan untuk menaikkan tarif batas atas dan batas bawah.

Meskipun pemerintah meminta penurunan tiket pesawat atas nama masyarakat, kata Alvin, masyarakat juga seharusnya realistis, bahwa tiket pesawat tidak bisa selalu murah. 

"Saya pribadi juga selaku konsumen mau turun, murah. Tapi, konsumen kan harus lihat secara realistis, biaya operasional airlines itu seperti apa," tutur Alvin. 

Berita Lainnya
×
tekid