sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Moody's naikkan peringkat RI, IHSG masih tertekan

Meski lembaga pemeringkat Moody’s Investor Service (Moody’s) menaikkan peringkat Indonesia, lantai bursa masih tertekan pada akhir pekan.

Sukirno
Sukirno Jumat, 13 Apr 2018 18:06 WIB
Moody's naikkan peringkat RI, IHSG masih tertekan

Meski lembaga pemeringkat Moody’s Investor Service (Moody’s) menaikkan peringkat Indonesia, lantai bursa masih tertekan pada akhir pekan.

Pada perdagangan akhir pekan, Jumat (13/4), Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 0,64% sebesar 40,47 poin ke level 6.270,32. Koreksi itu membuat nilai kapitalisasi pasar terkontraksi menjadi Rp6.980 triliun, meninggalkan level Rp7.025 triliun sehari sebelumnya.

Sejak awal perdagangan, IHSG terus tertekan meski sempat dibuka menguat 0,39% pada level 6.335,2. Namun, indeks terus tertekan hingga akhir sesi perdagangan dan membuat koreksi IHSG mencapai 1,34% year-to-date (ytd).

Tekanan juga terus dilakukan oleh pelaku pasar asing yang mencatatkan net sell Rp620,68 miliar. Capaian aksi jual bersih saham oleh investor asing itu mempertebal pelepasan portofolio di lantai bursa sejak awal tahun senilai Rp26,48 triliun.

Pelemahan IHSG terjadi pada saat bursa saham regional ditutup bervariasi. IHSG turun berbarengan dengan Indeks bursa Shanghai China 0,65%, Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,07%, dan Indeks KLCI Malaysia terkoreksi 0,27%.

Volume transaksi di lantai bursa terbilang sepi hanya mencapai 8,27 miliar saham dengan nilai Rp5,88 triliun. Hal itu dibuktikan dengan rerata volume dan nilai transaksi harian masing-masing terkoreksi menjadi 12,02 miliar lembar dan Rp9,11 triliun.

Tekanan terbesar berasal dari sektor aneka industri yang turun 2% dan sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi 1,97%. Pelemahan ditahan oleh menguatnya sektor agribisnis yang naik 0,17% dan pertambangan 0,53%.

Analis PT KGI Sekuritas Indonesia Yuganur Wijanarko menilai secara teknikal, IHSG masih rawan terkena aksi jual kaum bearish di level resistance. "Sehingga, secara keseluruhan pattern tren relative dalam downtrend atau konsolidasi," kata dia.

Sponsored

Padahal, Moody’s baru saja meningkatkan Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia dari Baa3/Outlook Positif menjadi Baa2/Outlook Stabil pada 13 April 2018. 

Rating tersebut adalah level tertinggi yang pernah dicapai oleh Indonesia dari Moody’s. Pencapaian ini merupakan suatu prestasi besar ditengah masih berlanjutnya ketidakpastian ekonomi global yang mempengaruhi perkembangan ekonomi di kawasan.

Pada saat bersamaan, nilai tukar rupiah justru menguat seiring pengumuman penaikkan peringkat Moody's. Kurs tengah yang dipatok oleh Bank Indonesia menempatkan rupiah pada posisi Rp13.753 per dollar AS dari sebelumnya Rp13.763 per dollar AS.

Berita Lainnya
×
tekid