sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pedagang aksesoris Imlek di pasar Glodok raup untung jutaan rupiah

Penjualan pada perayaan Imlek tahun ini jauh lebih menguntungkan, karena dalam sehari bisa memperoleh omzet hingga Rp10 juta.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Rabu, 18 Jan 2023 14:51 WIB
Pedagang aksesoris Imlek di pasar Glodok raup untung jutaan rupiah

Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek pada Minggu (22/1), para pedagang aksesoris dan perlengkapan Imlek memadati ruas jalan komplek Pecinan, Glodok, Jakarta Barat. Berdasarkan pantauan Alinea.id, pedagang yang berada di kawasan Glodok mendirikan kios permanen maupun semi permanen, dengan menjual aksesoris, jajanan seperti dodol, pakaian, dan banyak lainnya.

Salah satu pedagang aksesoris Imlek, Erni (43 tahun) mengaku, rela merantau setiap tahun sekali selama sebulan dari Lampung ke Jakarta untuk berjualan pernak-pernik perayaan Imlek. Tak sendiri, ia mengaku menjajakan dagangannya dengan dibantu tiga karyawannya.

Erni bercerita, berjualan sejak lima tahun lalu. Meski dagangannya sempat sepi karena pandemi Covid-19, namun Erni tetap konsisten berjualan pernak-pernik Imlek. Adapun aksesoris yang ia jual dibanderol mulai dari sekitar Rp15.000 hingga Rp800.000.

“Kalau jualan di sini sudah dari tahun anjing atau 2018. Dulu sih ramai, terus pas pandemi benar-benar sepi, tetapi kami tetap buka. Syukur sekarang sudah agak ramai. Mulai tahun ini ramainya,” ujar Erni saat ditanyai Alinea.id, Rabu (18/1).

Ia mengungkapkan, penjualan aksesoris pada perayaan Imlek tahun ini jauh lebih menguntungkan, karena dalam sehari bisa memperoleh omzet hingga Rp10 juta. Adapun pembeli yang datang ke kiosnya berasal dari beragam daerah, mulai dari Jakarta, hingga Pekanbaru dan Riau.

“Yang beli banyak juga sih dari luar Jakarta, dari Pekanbaru, Riau. Gak tahu sih kenapa jauh-jauh ke sini, tetapi mereka bilangnya karena tahu di Glodok pusat aksesoris kalau Imlek. Jadi pada ke sini,” ujarnya.

Tak hanya dijajakan secara offline, Erni juga mengaku memanfaatkan penjualan secara online atau pesanan. Sistem ini hanya berlaku bagi pelanggan setianya di sekitar Jakarta dengan pembelian jumlah banyak.

“Biasanya kalau Imlek gini, yang paling ramai itu dicari angpao sama stiker shio. Nah tahun ini kan shio kelinci, jadi kami banyak jualan stiker kelinci ini,” kata Erni sambil menunjukkan dagangannya.

Sponsored

Meski tidak ikut merayakan tahun baru Imlek, Erni mengaku kesempatan ini sangat berharga. Pasalnya, di hari biasa, ia akan kembali ke Lampung dan berjualan buah-buahan.

“Iya jadi kami paling di sini cuma seminggu. Kami sewa kios seminggu sama panitia. Jadi kami resmi. Kami juga selalu di sini kiosnya. Kalau sudah lewat Imlek, di sini sepi lagi. Semua pedagang yang rantau pada balik kampung lagi,” lanjutnya.

Ia menuturkan, penjualan biasanya mulai ramai pada H-7 hingga H-2 perayaan Imlek.

Hiruk pikuk kawasan ini bukan hanya dinanti oleh pedagang, hal serupa juga dinantikan oleh pembeli. Salah satunya Irvando (24 tahun), yang merupakan salah satu pegawai swasta di kawasan Jakarta Selatan. Dirinya mengaku selalu membeli aksesoris beragam perayaan hari besar di kawasan Pasar Glodok.

“Saya selalu beli perlengkapan perayaan hari besar buat kantor di sini, mulai dari Lebaran, Natal, sekarang Imlek selalu ke sini karena lengkap,” tutur Irvando kepada Alinea.id.  

Irvando pun senang dengan meredanya pandemi Covid-19, maka dirinya bisa ikut merasakan ramainya suasana menjelang perayaan hari besar dengan berkunjung ke pasar. Meski pilihan berbelanja online banyak, dirinya lebih memilih belanja offline ke pasar.

“Kalau beli di pasar gini enak, soalnya pilihannya beragam kita bisa langsung lihat dan cek. kadang ada juga yang gak kebayang, tetapi pas lihat-lihat baru ngeh, ‘oh iya belum beli ini’ gitu sih,” ujarnya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid