sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pengamat: Kelompok berpendapatan rendah menanggung beban pandemi

Pengangguran paling banyak ada di masyarakat kelompok bawah, sedangkan masyarakat kelompok atas, tidak begitu terlalu meningkat.

Davis Efraim Timotius
Davis Efraim Timotius Jumat, 03 Sep 2021 18:55 WIB
Pengamat: Kelompok berpendapatan rendah menanggung beban pandemi

Managing Editor Political Economy and Policy Studies Anthony Budiawan mengatakan, pandemi Covid-19 membuat ketimpangan ekonomi melebar, tidak hanya di Indonesia saja tetapi di seluruh dunia. Menurutnya kelompok berpendapatan rendah justru menanggung beban ekonomi pandemi.

Berdasarkan hasil riset dari Swedish Tax Agency, Anthony menjelaskan, pengangguran paling banyak ada di masyarakat kelompok bawah sedangkan kelompok atas tidak terlalu berdampak. Dengan adanya riset seperti ini, seharusnya Indonesia akan dapat mengambil kebijakan yang lebih tepat. Inilah yang menjadi kelebihan negara-negara maju dibandingkan dengan negara-negara berkembang, karena di sini lebih banyak menebak-nebak saja.

“Sekarang kita lihat bahwa sekarang kelompok mana yang paling terkena kita mau melihat, ini adalah riset dari Swedish Tax Agency bersama Professor of Economics, makanya dia bisa tahu kenapa income yang didapat before text dan sebagainya. kalau kita tidak ada yang melakukan ini. Jadi kita cuma menebak-nebak aja ketimpangan ekonomi tinggi. Lalu siapa yang terkena, apa benar itu tinggi? Siapa yang menikmati?,” ucap Anthony Budiawan dalam webinar Waspadai Ketimpangan Ekonomi Akibat Pandemi Narasi Institute Jumat (3/9).

Menurutnya pengangguran paling banyak ada di masyarakat kelompok bawah, sedangkan masyarakat kelompok atas, tidak begitu terlalu meningkat angka penganggurannya. Jadi jelas hal ini merepresentasikan bahwa pendapatan juga turun, secara total turun lebih tajam. Berdasarkan hasil riset tersebut ia berpendapat bahwa kelompok berpendapatan rendah menanggung beban ekonomi pandemi.

“Jadi turun lebih tajam bukan karena salaries turun tetapi karena jumlah orang yang bekerja itu turun, ini yang menanggung. Menanggung dalam arti kena PHK, pengurangan kerja, jam kerja dan sebagainya. Yang atas tidak karena bisa work from home dan sebagainya,” ucap Anthony.

Sebagai penutup ia menjelaskan bahwa ketimpangan ekonomi di Indonesia akan dirasakan antara lain winners industri seperti industri teknologi, retail online, digital platform, social media, perbankan. Sedangkan losers industri yang terkena dampak lebih buruk dari pandemi Covid-19 seperti pariwisata, transportasi, restoran, coffee shop, retail otomotif dan properti.

Anthony juga menjelaskan bahwa ketimpangan ekonomi juga akan dirasakan antarkelas pekerja, karena kelas atas dapat melakukan kerja secara work from home. Sedangkan kelas bawah harus hadir secara fisik, terkena dampak pembatasan sosial dan menghadapi risiko tertular yang lebih besar. Menurutnya pekerja di daerah akan terkena dampak lebih buruk daripada pekerja di kota.

Dalam kesempatan yang sama ekonom senior Fuad Bawazier mengatakan, pemerintah Indonesia dalam hal pandemi melihat bahwa herd immunity adalah satu-satunya strategi yang dipilih.

Sponsored

“Tetapi kita tahu bahwa herd immunity itu kuncinya adalah vaksinasi. Ini belum tercapai target 3 juta perhari seperti yang pernah omongkan atau diinginkan oleh Presiden Jokowi. Bahwa sudah biasa ada pejabat yang narsis bilang kita sudah vaksinasi lebih baik dari rata-rata ini, rata-rata itu, cuman gombal aja. Tetapi target 3 juta itu juga perlu waktu lama,” ucap Fuad Bawazier.

Menurutnya herd immunity ini harus segera diwujudkan agar ekonomi diharapkan bisa pulih, utamanya rakyat kecil yang sudah sangat menderita. Fuad Bawazier juga menyinggung mengenai pihak-pihak yang memanfaatkan pandemi Covid-19 yang mungkin dari APBN,  bisnis vaksin, PCR, antigen, obat dan lain-lain.

“Kan ribuan triliun dana rupiah di seputar pandemi ini, rasanya kan tentu ini ada yang menikmati dengan baik mengais di putaran ekonomi dan bisnis pandemi ini, yang biasanya tidak mau hal ini cepat berakhir,” tutup Fuad.

Berita Lainnya
×
tekid