close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Freepik
icon caption
Ilustrasi. Freepik
Bisnis
Rabu, 30 Maret 2022 16:07

Rendahnya literasi digital masih jadi celah penipuan investasi

Pandemi Covid-19 memengaruhi pola investasi, namun perlu diimbangi kecukupan literasi.
swipe

Literasi keuangan di masyarakat saat ini masih rendah. Ditambah dengan situasi pandemi yang membuat kegiatan masyarakat sempat dibatasi untuk mencegah penularan virus, membuat akses digital meningkat.

Pun demikian dengan akses pada produk-produk keuangan digital. Kondisi ini menjadi celah penipuan investasi online, sehingga banyak yang merugi. 

Hal tersebut disampaikan oleh Eisha M. Rachbini selaku Kepala Center of Digital Economy and SMEs, INDEF dalam Diskusi Publik bertajuk Penipuan Investasi Online, Rabu (30/3).

Dia mengatakan, pandemi Covid-19 berdampak pada perekonomian Indonesia. Tidak hanya secara makro, namun juga secara mikro. Dampak itu juga dirasakan pada pertumbuhan ekonomi, konsumsi, hingga perilaku investasi.

"Pengembangan teknologi digital bisa membuat masyarakat akses informasi, perluas pasar jadi kegiatan usaha dan akses produk-produk keuangan," ucapnya dalam acara diskusi, Rabu (30/3).

Menurutnya, digitalisasi ini memiliki dampak positif dan negatif. Satu sisi dengan digitalisasi membuat aktivitas ekonomi masyarakat tetap bisa berjalan. Di sisi lain secara infrastruktur di Indonesia masih belum tinggi.

"Selain infrastruktur, keterampilan dan kemampuan digital SDM masih kurang, literasi digital, dan keuangan masyarakat," tuturnya.

Dampak dari pandemi membuat pengangguran meningkat, pendapatan turun, dan kemiskinan meningkat. Kondisi ini, menurutnya, berdampak pada pola konsumsi dan investasi di masyarakat.

"Mereka gak bisa belanja konsumsi yang besar. Di sini kita melihat uang selain konsumsi juga dipakai untuk investasi," ucapnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, berdasarkan survey dari berbagai lembaga keuangan, dengan adanya ketidakpastian pendapatan dan pekerjaan masyarakat, investasi keuangan dianggap menjadi lebih penting.

"Meski survey katakan sebagian besar investasi masih ke investasi rendah risiko, tapi ada kecenderungan ke investasi high risk," ujarnya.

img
Anisatul Umah
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan