close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Foto: Pixabay
icon caption
Foto: Pixabay
Bisnis
Kamis, 24 April 2025 20:51

Restoran BBQ di China beralih dari daging AS ke Australia

Sebagian besar restoran harus beralih ke daging sapi Australia, bahkan restoran steak Amerika.
swipe

Home Plate BBQ, restoran bergaya Amerika yang berlokasi di Beijing, saat ini tengah melakukan revisi menu. Pasalnya, sengketa dagang AS-Tiongkok telah mengakibatkan tidak tersedianya daging sapi Amerika, yang sebelumnya merupakan bahan utama.

Home Plate semakin banyak mengambil daging sapinya dari Australia, padahal sebelumnya hanya menggunakan daging sapi AS.

Restoran BBQ ini menggunakan 7 hingga 8 ton brisket setiap bulan.

Dalam beberapa minggu, ketika persediaan daging sapi AS di lemari es habis, restoran ini akan secara eksklusif menyajikan daging Australia.

Perang dagang antara dua mitra dagang terbesar ini telah mengakibatkan banyak korban, termasuk daging sapi AS.

Terlalu mahal

Daging sapi Amerika sudah mahal di China sebelum perang dagang, tetapi tarif balasan Beijing sebesar 125%, dikombinasikan dengan tarif 22% yang berlaku saat ini, membuatnya terlalu mahal bagi konsumen China.

"Hal itu pada dasarnya membuat kami sangat sulit untuk terus menggunakan daging sapi AS," kata direktur operasi Home Plate, Charles de Pellette kepada Reuters.

Meskipun ekspor daging sapi AS ke Tiongkok hanya mencakup sebagian kecil dari total perdagangan barang senilai US$125 juta per bulan, tidak adanya daging sapi dari menu Beijing memberikan gambaran masa depan bagi banyak produk di kedua negara.

"Setelah stok kami habis, kami akan beralih sepenuhnya ke M5 Australia... Kami masih berpikir bahwa rasanya dan kualitas serta cita rasanya sama, tetapi kami harus beralih hanya karena tekanan pasar dan tarif," kata de Pallette.

Ia juga menyatakan bahwa iga babi sekarang akan bersumber dari Kanada.

Sebagian besar restoran beralih ke daging sapi Australia

Seorang pemasok daging sapi di Beijing mengatakan kepada Reuters bahwa restoran-restoran di seluruh kota mengalami tantangan serupa dengan yang dihadapi oleh jaringan Home Plate BBQ yang didirikan oleh seorang warga Texas, yang memiliki tiga cabang di China.

Menurut pemasok tersebut, sebagian besar restoran harus beralih ke daging sapi Australia, bahkan restoran steak Amerika.

Namun, laporan tersebut tidak menyebutkan secara rinci berapa harga yang telah dibayarkan restoran untuk daging sapi Australia.

Harga daging sapi AS telah meningkat sebelum perang dagang dimulai, sebagian karena kekurangan yang disebabkan oleh cuaca kering selama bertahun-tahun yang menyebabkan jumlah ternak berkurang hingga jumlah terkecil sejak tahun 1950-an.

Harga yang lebih tinggi ini sulit diterima di China, di mana ekonomi yang lemah telah membuat konsumen sangat sensitif terhadap harga.

Harga brisket AS melonjak

Harga brisket AS mengalami kenaikan signifikan hampir 50% antara Mei dan Maret lalu.

Setelah penerapan tarif, harga melonjak lebih tinggi lagi, mengakibatkan persediaan menipis atau biaya meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Brisket Australia, yang 40% lebih murah, digunakan untuk mengisi kekosongan akibat kurangnya daging sapi Amerika.

Para pengunjung di Home Plate telah menanggapi dengan baik daging sapi Australia, dan mulai bulan Mei, restoran tersebut akan menawarkan iga sapi Australia, brisket, dan sosis yang diasapi menggunakan metode tradisional Texas dan Amerika Selatan.

"Kami telah mengujinya selama beberapa bulan dan kami menemukan bahwa rasanya sama enaknya dan pelanggan kami cukup senang dengannya," kata de Pellette. (tradingview,reuters)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan