sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Rupiah lemah, penerimaan bukan pajak ditarget Rp30 triliun

Setelah menyesuaikan perubahan kurs rupiah, target penerimaan negara bukan pajak sumber daya alam pada 2019 sebesar Rp30 triliun.

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Kamis, 20 Sep 2018 02:20 WIB
Rupiah lemah, penerimaan bukan pajak ditarget Rp30 triliun

Setelah menyesuaikan perubahan kurs rupiah, pemerintah bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR menyepakti target penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sumber daya alam atau nonmigas pada 2019 sebesar Rp30 triliun. 

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara menyempaikan, jumlah tersebut meningkat dari usulan sebelumnya lantaran adanya perubahan kurs nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dari Rp14.400 menjadi Rp14.500. Dalam nota keuangan RAPBN 2019, ditargetkan PNBP SDA sebesar Rp29,82 triliun. 

"PNBP SDA non migas terdiri dari mineral batu bara, kehutanan, perikanan, dan panas bumi," jelas Suahasil dalam rapat dengan Banggar DPR RI, Rabu (19/9). 

PNBP yang berasal dari mineral dan batu bara ditargetkan sebesar Rp24,1 triliun, meningkat Rp161,8 miliar dari usulan target pemerintah sebelumnya sebesar Rp23,9 triliun. 

Dalam kesempatan yang sama, dikatakan Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono, dari kondisi harga batu bara yang meningkat, membuat realisasi PNBP Minerba per 31 Agustus 2018 senilai Rp32,22 triliun. Capaian itu melampui target APBN 2018 yang sebesar Rp32,09 triliun. 

"Jadi kalau kita lihat target di 2018 sebetulnya sampai 31 Agustus sudah mencapai sekitar 101%," ujar Bambang. 

Kendati demikian, pada tahun depan harga komoditas Minerba diprediksi stagnan. Sehingga, PNBP hanya ditargetkan Rp24,1 triliun. Namun, pemerintah telah menyiapkan strategi untuk mendongkrak PNBP SDA minerba ini. 

"Saat ini harga bagus tapi kebijakan pemerintah juga ada kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) untuk PLN itu kami perhitungkan. Kami juga punya Kepmen baru untuk kurangi beban dari penerimaan negara," jelas Bambang. 

Sponsored

Selain batu bara, pemerintah juga mematok target PNBP lainnya di antaranya SDA kehutanan, perikanan, dan panas bumi. Target PNBP dari kehutanan sebesar Rp4,4 triliun, meningkat Rp14,6 miliar dari usulan awal sebesar Rp4,2 triliun. 

Kemudian untuk PNBP dari panas bumi ditargetkan mencapai Rp817,9 miliar atau meningkat Rp8,4 miliar dari target awal sebesar Rp809,4 miliar. Selanjutnya, PNBP dari perikanan tidak mengalami perubahan tetap ditargetkan sebesar Rp625,8 miliar. 

Realisasi pajak

Sementara itu, Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan perpajakan hingga Agustus 2018 mencapai Rp907,5 triliun. Realisasi tersebut telah mencapai 56,1% dari target dalam APBN 2018 sebesar Rp1.618,09 triliun. 

Kepala BKF Kemenkeu Suahasil Nazara menjelaskan, penerimaan perpajakan hingga akhir Agustus 2018 telah tumbuh 16,5% atau bila tanpa tax amnesty meningkat 18,4% dari periode yang sama pada 2017. 

"Realisasi tersebut menceriminkan kemandirian APBN yang mandiri lantaran penerimaan perpajakan telah melebihi 50% dari target," ujar Suahasil.

Kontribusi perpajakan dalam APBN 2018 mencapai 85,4%. Kontribusi terbesar tersebut berasal dari Pajak Penghasilan (PPh) non migas, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), serta cukai. 

Adapun, rincian penerimaan perpajakan tersebut terdiri dari PPh non migas sebesar Rp437,4 triliun atau tumbuh 15,7% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. 

Sementara itu, PPh migas sebesar Rp42 triliun atau tumbuh 19,2% dari periode yang sama tahun lalu. Perbaikan pada PPh migas ini, kata Suahasil, dipengaruhi oleh naiknya harga komoditas. 

"PPh migas Agustus 2016 lalu tumbuh negatif 39,8%. Lalu Agustus 2017 mulai membaik, dan di Agustus ini sudah tumbuh 19,2%," urainya. 

Selain itu, PPN dan PPnBM sebesar Rp 307,6 triliun, tumbuh 15,1% dari periode yang sama tahun lalu. Untuk penerimaan dari cukai tercatat sebesar Rp78,6 triliun atau tumbuh 14,9%. Sedangkan dari bea masuk mencapai Rp25,1 triliun atau tumbuh 14,7%, serta bea keluar sebesar Rp4,4 triliun atau tumbuh 14,2%. 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid