sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Setoran dividen Pertamina ke negara turun jadi Rp7,95 triliun

Setoran dividen Pertamina pada tahun lalu mencapai Rp8,65 triliun.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Jumat, 31 Mei 2019 13:44 WIB
Setoran dividen Pertamina ke negara turun jadi Rp7,95 triliun

Badan Usaha Milik Negara PT Pertamina (Persero) menyetor dividen sebesar Rp7,95 triliun ke pemerintah dari laba bersih 2018. Setoran dividen ini menurun dibandingkan setoran tahun sebelumnya yang mencapai Rp8,65 triliun.

Direktur Keuangan Pertamina Pahala N. Mansury mengatakan, Pertamina membagikan dividen setara 22% dari laba bersih tahun buku 2018. Sepanjang 2018, Pertamina mencatatkan laba bersih senilai US$2,53 miliar atau Rp35,99 triliun.

"Laba ini didapat dari peningakatan penjualan sebesar US$57,9 miliar dari sebelumnumya US$46 miliar," kata Pahala di Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Jakarta, Jumat (31/5).

Pahala mengakui jumlah dividen tahun ini menurun jika dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp8,56 triliun. Dalam laporan keuangan 2017, Pertamina mengantongi laba bersih sebesar US$2,54 miliar.

Sementara, Pertamina juga meraup pendapatan perusahaan (revenue) sebesar US$57,93 miliar pada 2018 atau naik dari pendapatan pada 2017 yang sebesar US$46 miliar.

Realisasi EBITDA sebesar US$9,20 miliar naik 27% dibandingkan tahun lalu senilai US$7,26 miliar.  

Pahala melanjutkan, peningkatan penjualan Pertamina selama tahun 2018 terjadi di sektor hulu. Selain itu, peningkatan penjualan juga terjadi karena harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) mengalami peningkatan harga menjadi US$67,4 per barelnya.

"Itu yang paling signifikan, yang menyebabkan pendapatan meningkat 26%," ujar Pahala.

Sponsored

Selain penjualan di sektor hulu, Pertamina juga mencatat peningkatan produksi gas. Pahala mengatakan, produksi gas naik 30% selama 2018. Hal ini karena bergabungnya aset di Mahakam dengan Pertamina. Sementara di sektor hilir, volume penjualan Pertamina mengalami peningkatan hingga 2%. 

Lebih lanjut, Pahala mengatakan, perusahaan pelat merah ini menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$5,2 miliar hingga US$5,7 miliar pada tahun ini. "Capex kurang lebih Rp80 triliun, besar sekali. Ini membutuhkan dukungan cashflow yang cukup kuat, jadi ini menjadi dasar pembayaran kita," tutur Pahala. 

Berita Lainnya
×
tekid