sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

T+2 berlaku, OJK berharap transaksi pasar modal melonjak 30%

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap transaksi harian di pasar modal bakal melonjak 30% setelah diberlakukan T+2 alias settlement dua hari.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Senin, 26 Nov 2018 23:03 WIB
T+2 berlaku, OJK berharap transaksi pasar modal melonjak 30%

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap transaksi harian di pasar modal bakal melonjak 30% setelah diberlakukan T+2 alias settlement dua hari.

OJK telah menerbitkan dasar hukum terkait implementasi percepatan siklus penyelesaian transaksi pasar modal (settlement) menjadi dua hari atau T+2. Transaksi tersebut diatur dalan Peraturan OJK (POJK) Nomor 21/POJK.04/2018 tentang Waktu Penyelesaian Transaksi Bursa. 

"POJK sudah di launching di website kita dan sudah diundangkan di lembar negara. Nanti itu menjadi dasar hukum juga bagi Bursa Efek Indonesia membuat atau mengubah ketentuan. Pada dasarnya sore ini utamanya dari OJK ingin meluncurkan peraturan kita terkait T+2, selebihnya sudah disampaikan sebelumnya," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK  Hoesen dalam konferensi pers terkait penyelesaian transaksi T+2 di Gedung PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (26/11).

Selain mengatur batas waktu penyelesaian transaksi bursa dari T+3 menjadi T+2, lanjut Hoesen, beleid itu juga mengatur jangka waktu piutang transaksi beli nasabah. 

"Kemudian mengatur juga waktu penyelesaian transaksi bursa, serta pengaturan pelaksanaan penjualan efek secara paksa (forced sell) oleh Perantara Pedagang Efek pada saat dana menunjukkan saldo negatif," kata Hoesen.

Adapun, pengumuman transaksi dipisahkan kepada publik dan pelaporan transaksi dipisahkan kepada OJK oleh BEI, Lembaga Kliring dan Penjaminan wajib dilaksanakan dari paling lambat dua hari menjadi satu hari bursa setelah penetapan transaksi dipisahkan.

Hoesen menyatakan, program percepatan transaksi ini jadi upaya pengembangan pasar modal Indonesia agar dapat berdaya saing global. Menurut dia, tujuannya untuk meningkatkan likuiditas melalui percepatan re-investment dari modal investor maupun efisiensi operasional serta menambah kapasitas transaksi perusahaan efek.

“Hal ini sudah menyesuaikan dengan internasional best practice dalam peningkatan efisiensi penyelesaian transaksi bursa dan implementasi T+2 di pasar modal global seperti Jerman, Hongkong, India, Korea Selatan, Rusia, Taiwan, dan Thailand,” kata dia.

Sponsored

Dia juga mengharapkan, implementasi percepatan transaksi dapat berjalan lancar, juga bisa menjadi sentimen positif bagi pasar modal Indonesia.  

"Mudah-mudahan 2 hari ke depan lancar, kita pantau bersama-sama. Ini bukan hanya sekedar perubahan T+3 menjadi T+2 tapi kita ingin memiliki standar yang lebih baik kepada industri pasar modal dunia," jelasnya.

Sementara itu, dengan implementasi penyelesaian transaksi T+2 ini OJK mengharapkan nilai transaksi harian broker bisa meningkat hingga 30%.

Menurut Hoesen, faktor yang memengaruhi peningkatan transaksi ini adalah pemanfaatan nilai kerja bersih disesuaikan atau Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) dari perusahaan efek yang biasanya dimanfaatkan tiga hari bisa menjadi dua hari.

"Kalau sekarang MKBD misalnya Rp25 miliar dipakai untuk tiga hari transaksi, karena kalau MKBD-nya mepet seperti itu eksposure-nya Rp8 miliar per hari. Nanti kalau dibagi dua hari kan jadi Rp12 miliar per hari, jadi kalau dihitung 30% akan ada peningkatan," ungkap Hoesen.

Dia menjelaskan, kapasitas perusahaan efek untuk mengeksekusi order mengalami peningkatan dengan implementasi T+2 ini. Dengan demikian, secara tidak langsung nilai transaksi harian akan bisa digenjot dengan cara ini. 

"Secara normatif kapasitas perusahaan efek untuk menerima order bertambah kapasitasnya," ungkapnya.

Meski demikian, Hoesen menekankan sistem baru ini diterapkan namun pergerakan di bursa saham juga perlu memperhatikan adanya sentimen yang berasal dari global.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin (23/11), ditutup naik 16 poin atau 0,28% ke posisi 6.022,78. (Foto: Eka Setiyaningsih/Alinea.id).

IHSG menguat

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin (23/11), ditutup naik 16 poin atau 0,28% ke posisi 6.022,78.

RTI Infokom mencatat, investor membukukan transaksi sebesar Rp7,27 triliun dengan volume 9,6 miliar saham. Sementara, perdagangan hari ini investor asing tercatat beli bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp134,96 miliar.

Hal ini sekaligus menjadi hari pertama penyelesaian transaksi saham di bursa dari yang sebelumnya tiga hari menjadi dua hari atau implementasi T+2 dari T+3.

“Diharapkan ini bisa menjadi sentimen positif di pasar modal,” kata Hoesen.

Adapun sebanyak 177 saham bergerak menguat, sedangkan 215 saham turun, dan 128 saham stagnan. Kemudian, lima dari 10 indeks sektoral menguat khususnya sektor industri dasar yang naik 1,64%.

Sementara, nilai tukar rupiah menguat 0,47% ke level Rp14.471 per dollar AS. Sejak pagi hingga sore ini, rupiah bergerak dalam rentang Rp14.443-Rp14.547 per dollar AS.

Dari Asia, mayoritas indeks saham bergerak menguat. Kondisi itu ditunjukkan oleh indeks Nikkei225 di Jepang naik 0,76%, indeks Kospi di Korsel naik sebesar 1,24%, dan indeks Hang Seng di Hong Kong naik 1,73%.

Sore ini, mayoritas indeks saham di Eropa bergerak menguat sejak dibuka tadi siang. Indeks FTSE100 di Inggris bergerak naik 1,15%, indeks DAX di Jerman bergerak naik 1,34%, dan indeks CAC All-Tredable di Perancis naik 1,4%. 

Berita Lainnya
×
tekid