sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Waskita Karya bantah ada kenaikan gaji direksi dan komisaris

Kenaikan biaya pegawai tersebut digunakan untuk biaya penanganan Covid-19.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Rabu, 14 Apr 2021 11:51 WIB
Waskita Karya bantah ada kenaikan gaji direksi dan komisaris

Director of HCM & System Development PT Waskita Karya Hadjar Seti Adji menyangkal, kenaikan biaya pegawai pada 2020 disebabkan oleh adanya kenaikan gaji komisaris, direksi, dan pegawai perseroan. 

“Tidak ada kenaikan gaji komisaris, direksi dan pegawai di 2020," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (14/4).

Namun, dia tidak membantah bahwa adanya kenaikan biaya pegawai di 2020 sebesar Rp134 miliar dibandingkan dengan 2019.

Kenaikan biaya pegawai tersebut digunakan untuk biaya penanganan Covid-19 sebesar Rp43 miliar, biaya perawatan kesehatan pegawai, beban cadangan dan penyelesaian kerja pegawai kontrak di proyek tol yang sudah selesai.

"Serta talangan dana asuransi pensiun pegawai," ujarnya.

Bahkan, lanjut Hadjar, perseroan melakukan efisiensi dengan mengurangi fasilitas tunjangan jabatan, tunjangan kinerja dan fasilitas lainnya secara signifikan. 

"Biaya dan fasilitas perjalanan dinas juga dikurangi hingga 52%," tegas Hadjar.

Kendati demikian, dia memastikan efisiensi yang dilakukan oleh perseroan dilakukan dengan tetap memperhatikan hak-hak pegawai dan kelangsungan bisnis perusahaan.

Sponsored

"Proses efisiensi ini kami lakukan secara seimbang dengan tetap menjaga hak-hak pegawai dan kelangsungan bisnis Perseroan," ucapnya.

Efisiensi perlu dilakukan karena dampak pandemi Covid-19 sangat besar bagi sektor konstruksi. Karenanya, mengelola 6.000 karyawan di situasi sulit ini tidak mudah, lebih-lebih di tengah ketatnya likuiditas.

Sebagaimana diketahui, perseroan mengalami kerugian sebesar Rp7,38 triliun dan pada 2020 memiliki total beban utang sebesar Rp89,01 triliun. 

Untuk mengurangi beban utang perseroan melakukan divestasi sembilan ruas tol pada tahun ini yang diharapkan dapat mengurangi beban utang sebesar Rp20 triliun.

"Kami berkomitmen untuk terus menjadikan pegawai sebagai aset utama. Walaupun dalam kondisi likuiditas yang ketat, fokus pada kesehatan pegawai dan keluarga tetap menjadi program utama perseroan," tuturnya.

Berita Lainnya
×
tekid