close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam pemaparannya di diskusi daring “Polemik Impor Beras di Akhir Tahun” oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Selasa (27/12). (tangkapan layar zoom di kanal youtube ICMI)
icon caption
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam pemaparannya di diskusi daring “Polemik Impor Beras di Akhir Tahun” oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Selasa (27/12). (tangkapan layar zoom di kanal youtube ICMI)
Bisnis
Selasa, 27 Desember 2022 12:54

Zulhas keluhkan solusi sektor pertanian belum berjalan

Zulhas menginginkan petani tidak selalu ditekan setiap terjadi inflasi.
swipe

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkapkan, permasalahan besar sektor pertanian, terutama komoditas beras hingga saat ini adalah mengenai produktivitas dan pemasaran hasil panen.

Produktivitas pertanian yang dimaksud melingkupi bibit, pupuk, sarana irigasi, obat-obatan, lahan, dan lainnya. Sedangkan, menurut Zulhas, pemasaran menjadi persoalan besar karena masih banyak petani yang hasil panennya berhasil, namun tidak memiliki target pasar, sehingga petani pun berpotensi rugi.

“Karena masalah ini, kita ubah sistemnya dari beli murah hasil panen jadi beli mahal. Jangan setiap inflasi, petani yang ditekan, selalu begitu selama 50 tahun. Sekarang tidak, ada inflasi petani harus diuntungkan, itu yang kita mau,” tutur Zulhas dalam pemaparannya di diskusi daring Polemik Impor Beras di Akhir Tahun, Selasa (27/12).

Terkait permasalahan pemasaran hasil panen, Zulhas mengaku, dirinya telah menyampaikan usulan kepada Presiden Jokowi agar penyerapan hasil panen dilakukan oleh pemerintah. Selain itu, kebutuhan produksi juga dipenuhi oleh pemerintah. Dengan demikian, petani padi akan fokus memproduksi beras sebanyak-banyaknya. 

Adapun penyerapan tersebut dilakukan pemerintah melalui Bulog pada hasil tiga komoditas, yaitu beras, jagung, dan kedelai.

“Kedelai ini awalnya dibeli Rp6.000 per kilogram (kg). Produksi 1,5 ton dari 1 hektare (ha), kalau cuma Rp6.000 berarti hanya Rp9 juta per ha. Siapa yang mau menanam kedelai? Sewa tanah saja sudah Rp20 juta,” ujarnya.

Menurut Zulhas, Presiden Jokowi pun menyetujui usulannya tersebut, sehingga diarahkan agar BUMN bisa menyerap tiga jenis hasil komoditas dengan harga mahal, agar petani tetap untung. Namun, dijual kepada masyarakat dengan harga murah, melalui pemberian subsidi di tiap jenisnya.

“Tapi sampai sekarang, usulan ini belum jalan juga. Secara birokrasinya begini, perbankannya begini, menteri keuangannya begini, ini begini, ini begini, sampai kaya gini setahun sudah. Habis saya gak jadi menteri lagi. Tapi saya sudah nyumbangin pikiran dan disetujui. Sampai sini, saya bahagia, mudah-mudahan bisa berjalan dengan baik,” tutur Zulhas.

img
Erlinda Puspita Wardani
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan