sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bayi tiga bulan jadi peserta termuda Sidang Umum PBB ke-73

Neve Te Aroha yang berusia tiga bulan adalah putri dari pasangan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern dan Clarke Gayford.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Selasa, 25 Sep 2018 15:45 WIB
Bayi tiga bulan jadi peserta termuda Sidang Umum PBB ke-73

Bayi perempuan bernama Neve Te Aroha mungkin menjadi 'delegasi' termuda yang hadir dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-73 di New York, Amerika Serikat. Bagaimana tidak, usianya baru menginjak tiga bulan ketika menyaksikan sejumlah pemimpin dunia berpidato.

Neve Te Aroha adalah putri dari pasangan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern (38) dan Clarke Gayford, seorang penyiar radio dan televisi. Sidang Umum PBB ke-73 ini merupakan debut PM Ardern di panggung global dan keputusannya untuk membawa serta buah hatinya telah mencuri perhatian banyak orang.

Bayi perempuan itu duduk di pangkuan sang ayah, sementara ibunya berpidato dalam forum Nelson Mandela Peace Summit pada Senin (24/9) waktu setempat. 

PM Ardern merupakan pemimpin terpilih kedua di dunia, setelah eks PM Pakistan Benazir Bhutto, yang melahirkan ketika tengah memangku jabatan. 

Dalam pidato debutnya di PBB, PM Ardern menyoroti dampak mendalam yang ditinggalkan oleh mantan pemimpin Afrika Selatan Nelson Mandela di negaranya.

Mengingat tengah menyusui, maka langkah Ardern untuk membawa serta Neve Te Aroha dalam lawatan enam harinya ke AS dinilai sangat praktis.

"Neve sebenarnya nyaris selalu bersama saya sepanjang waktu di Selandia Baru," tutur Ardern kepada NewsHub.

Ketika Ardern menghadiri rangkaian pertemuan, Neve Te Aroha akan diurus oleh ayahnya. 

Sponsored

Melalui Twitter, Gayford mengunggah foto yang menunjukkan kartu identitas bayinya. Di situ tertera 'New Zealand first baby'. 

Kepada New Zealand Herald, PM Ardern menegaskan bahwa biaya perjalanan pasangan dan bayinya ditanggung secara pribadi.

PM Ardern kembali bekerja pada awal Agustus setelah menghabiskan cuti hamilnya.

"Perdana Menteri Ardern menunjukkan bahwa tidak ada yang lebih baik untuk mewakili negaranya daripada seorang ibu yang bekerja," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric. "Hanya 5% dari pemimpin dunia adalah wanita, jadi kita perlu membuat mereka diterima di sini sebaik mungkin," tambahnya.

Ardern merupakan PM termuda di Selandia Baru, namun ia bukan satu-satunya perempuan yang pernah menduduki kursi tersebut. Ada Jenny Shipley yang memimpin Selandia Baru dari 1997-1999 dan Helen Clark yang memerintah periode 1999-2008 sebagai pendahulunya. (BBC)

Berita Lainnya
×
tekid