sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Update kudeta Myanmar 7 April: 13 pedemo tewas dalam protes antikudeta

Menurut kelompok aktivis di Myanmar, lebih dari 580 orang tewas sejak kudeta militer pada 1 Februari.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 08 Apr 2021 17:35 WIB
Update kudeta Myanmar 7 April: 13 pedemo tewas dalam protes antikudeta

Pasukan keamanan Myanmar menembaki pengunjuk rasa antikudeta pada Rabu (7/4), menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai beberapa orang lainnya.

Junta militer Myanmar sebelumnya menyatakan bahwa gerakan pembangkangan sipil akan menghancurkan negara tersebut.

Menurut sebuah kelompok aktivis di Myanmar, sejauh ini lebih dari 580 orang telah tewas sejak kudeta pada 1 Februari yang mengakhiri periode singkat demokrasi yang dipimpin pemerintahan sipil.

Selain itu, pasukan keamanan telah menangkap hampir 3.500 orang, dengan 2.750 masih ditahan hingga kini.

Protes dan aksi mogok nasional terus berlanjut sejak itu meskipun militer menggunakan kekuatan mematikan untuk memadamkan oposisi.

Pasukan keamanan pada Rabu melepaskan tembakan terhadap pengunjuk rasa di Kota Kale ketika mereka menuntut pemulihan pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi.

Media lokal Myanmar Now, melaporkan bahwa setidaknya 11 orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka. Reuters tidak dapat memverifikasi jumlah korban secara independen.

Sementara itu, dua pengunjuk rasa lainnya dilaporkan tewas di kota Bago dekat Yangon.

Sponsored

Setidaknya tujuh ledakan kecil terdengar di Yangon, termasuk di wilayah sekitar gedung-gedung pemerintah, rumah sakit militer dan pusat perbelanjaan. Tidak ada korban jiwa dan tidak ada klaim tanggung jawab atas ledakan tersebut.

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yangon mengatakan, telah menerima laporan tentang bom buatan tangan atau kembang api yang dimaksudkan untuk menimbulkan kebisingan dan menyebabkan kerusakan minimal.

Di lingkungan Yangon lainnya, sejumlah pedemo antikudeta membakar bendera China.

Pasalnya, China dipandang mendukung junta militer. Bulan lalu terjadi serangan pembakaran terhadap 32 pabrik yang diinvestasikan China di Yangon.

Jenderal Senior Min Aung Hlaing mengatakan, dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada Rabu bahwa gerakan pembangkangan sipil (CDM) telah menghentikan pekerjaan rumah sakit, sekolah, jalan, kantor, dan pabrik.

"Meski protes dilakukan di negara tetangga dan dunia internasional, namun tidak merusak bisnis, CDM adalah kegiatan untuk menghancurkan negara," kata dia.

Sumber : Channel News Asia

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid