sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

3 orang tewas dalam protes UU Kewarganegaraan antimuslim di India

CAA menawarkan kewarganegaraan India bagi imigran ilegal nonmuslim dari Afghanistan, Bangladesh, dan Pakistan.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Jumat, 20 Des 2019 14:29 WIB
3 orang tewas dalam protes UU Kewarganegaraan antimuslim di India

Tiga orang tewas di India dan ribuan lainnya ditahan di tengah demonstrasi menentang UU Kewarganegaraan baru yang kontroversial. Protes pada Kamis (19/12) tetap berlangsung meski diberlakukan larangan menggelar aksi di beberapa bagian di ibu kota dan di seluruh Negara Bagian Uttar Pradesh dan Karnataka.

UU baru yang bernama resmi Citizenship Amendment Act (CAA) menawarkan kewarganegaraan bagi imigran ilegal nonmuslim dari Afghanistan, Bangladesh, dan Pakistan.

Pemerintahan nasionalis Hindu pimpinan PM Narendra Modi mengatakan bahwa UU tersebut bertujuan untuk melindungi umat agama minoritas yang melarikan diri dari penganiayaan di Afghanistan, Bangladesh, dan Pakistan yang mayoritas muslim.

Protes anti-UU Kewarganegaraan yang baru telah berlangsung berhari-hari, membuat Menteri Dalam Negeri India menyerukan rapat darurat untuk membahasnya.

Teranyar, puluhan ribu orang turun ke jalan-jalan di berbagai kota di seluruh negeri pada Kamis. Ada pun dua orang tewas di Kota Mangalore setelah petugas melepas tembakan ke arah demonstran yang diduga berusaha membakar sebuah kantor polisi.

Komisaris Polisi PS Harsha menuturkan bahwa jam malam diberlakukan di kota itu. Dia tengah menanti data post mortem sebelum mengumumkan penyebab kematian kedua pria tersebut. Selain itu, layanan internet di Mangalore juga telah ditangguhkan selama 48 jam.

Pria lainnya yang tewas berada di Kota Lucknow, tempat bentrokan keras antara demonstran dan polisi pada Rabu (18/12). Sejumlah petugas disebut terluka dan 112 orang ditahan. 

Kelompok-kelompok masyarakat sipil, partai-partai politik, mahasiswa, aktivis, dan warga biasa bersuara di media-media sosial seperti Instagram dan Twitter, menyerukan lebih banyak orang untuk melakukan protes.

Sponsored

Di antara mereka yang sempat mengalami penahanan adalah Ramachandra Guha, seorang sejarawan terkemuka dan kritikus vokal pemerintah.

"Otoritarianisme buruk bagi sains, tetapi fanatisme mungkin lebih buruk. Itulah mengapa begitu banyak ilmuwan top kita mengeluarkan pernyataan kolektif untuk menentang CAA," twit Guha.

Kepada BBC, Guha mengatakan, dia ditangkap bersama ratusan orang dari berbagai latar belakang berbeda. "Itu jelas menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat India sebenarnya menentang UU diskriminatif ini."

Kenapa CAA ditentang?

CAA sangat kontroversial karena muncul setelah rencana pemerintah untuk menerbitkan Daftar Warga Nasional (NRC) yang akan mengidentifikasi imigran ilegal.

Negara Bagian Assam menjadi satu-satunya yang sudah menerbitkan NRC, yang secara efektif membuat 1,9 juta orang tidak memiliki kewarganegaraan.

NRC dan CAA terkait erat karena CAA akan melindungi warga nonmuslim yang terdampak NRC dan menghadapi ancaman deportasi atau interniran. NRC sendiri berpijak pada UU Kewarganegaraan 1955 yang diamendemen pada 1986, 1992, 2003, 2005, 2015, dan terbaru pada 2019. 

Banyak warga muslim khawatir bahwa mereka akan menjadi tidak memiliki kewarganegaraan jika tidak memiliki dokumen yang diperlukan.

Kritikus juga menyatakan bahwa UU itu merusak konstitusi India yang sekuler. Mereka menegaskan bahwa iman seharusnya tidak menjadi dasar kewarganegaraan.

Berita Lainnya
×
tekid