sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Aneksasi Israel bakal picu perang terbuka

PBB dan OKI perlu segera mengambil langkah yang diperlukan.

Fathor Rasi
Fathor Rasi Kamis, 11 Jun 2020 14:26 WIB
Aneksasi Israel bakal picu perang terbuka

Rencana aneksasi sebagian wilayah Palestina di Tepi Barat dinilai akan memicu meletusnya perang terbuka Palestina-Israel. Rencana aneksasi ilegal tersebut muncul pascakesepakatan koalisi Benyamin Netanyahu dan Jenderal Benny Gantz terbentuk belum lama ini.

"Dampak mengerikan dari rencana aneksasi itu adalah meletusnya perang terbuka Palestina-Israel secara masif, solusi dua negara akan seperti ilusi, stabilitas kawasan dan global terancam terlebih saat dunia menghadapi pandemi. Akar masalahnya karena Israel tak mau tunduk terhadap norma dan hukum internasional manapun, termasuk Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 242 yang menyerukan Israel menarik diri dari wilayah-wilayah yang diduduki dalam Perang enam hari tahun 1967,” ujar Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen  (BKSAP) DPR RI Fadli Zon dalam keterangan tertulis, Kamis (11/6).

Lebih lanjut, Anggota Komisi I DPR RI ini mendesak PBB, OKI, dan masyarakat internasional lainnya segera mengambil langkah yang diperlukan.

“Saya juga meminta Konferensi Tingkat Menteri Luar Biasa OKI yang diselenggarakan secara daring baru-baru ini benar-benar menghasilkan langkah-langkah konkret untuk mencegah aneksasi Israel itu. Boikot Israel dan mengisolasinya dari pergaulan internasional bisa menjadi pilihan,” ujarnya.

Menurut politikus Gerindra ini, langkah aneksasi ilegal tersebut muncul lantaran Israel meyakini tak akan ada sanksi apapun atas langkahnya itu termasuk dari Dewan Keamanan PBB. 

“Lebih dari tujuh dekade, Israel kerap melanggar norma dan hukum internasional. Mereka tak jera karena tak ada sanksi konkret apapun. Apalagi sekarang dunia sibuk dengan pandemi Corona," bebernya.

Untuk itu, dia mendorong pihak Palestina menempuh langkah yang bisa membuat Israel jera. "Saya mendukung ancaman Otoritas Palestina yang akan menarik diri dari kesepakatan Oslo dan mendeklarasikan kemerdekaan Palestina secara sepihak,” katanya.

Di sisi lain, Fadli memuji inisiatif pimpinan Hamas, Ismail Haniyeh, yang secara khusus mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo.

Sponsored

Hamas meminta Presiden Jokowi mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencegah aneksasi Tepi Barat oleh Israel.

“Presiden Jokowi harus merespon permintaan khusus tersebut. Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia secara moralitas selayaknya terdepan dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina,” desak Fadli. 

Fadli juga menyarankan Pemerintah untuk melihat Palestina sebagai satu kesatuan. “Kesan selama ini Pemerintah cenderung dekat dengan otoritas Palestina, dan mengesampingkan elemen-elemen pejuang Palestina lainnya seperti Hamas. Indonesia harus jadi unsur perekat. Terlebih secara faktual Jalur Gaza adalah satu-satunya wilayah Palestina yang sepenuhnya terbebas dari pendudukan Israel,” pungkasnya.

Berita Lainnya
×
tekid