sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Perempuan bintang pop Turki ditangkap karena lelucon soal pesantren

Beberapa pengguna Twitter terlihat membagikan video pada hari Kamis dengan tagar yang menyerukan penangkapan Gulsen Colakoglu.

Fitra Iskandar
Fitra Iskandar Sabtu, 27 Agst 2022 07:14 WIB
Perempuan bintang pop Turki ditangkap karena lelucon soal pesantren

Bintang pop Turki Gulsen Colakoglu dipenjara atas tuduhan "menghasut atau menghina publik untuk kebencian dan permusuhan". Pasalnya, dia membuat lelucon tentang sekolah agama di Turki.

Tuduhan itu tampaknya terkait dengan video yang beredar di media sosial dari konser Gulsen pada bulan April, ketika dia bercanda tentang salah satu musisi.

Dia "lulus dari Imam Hatip (sekolah agama). Dari situlah sisi sesatnya berasal," kata Gulsen.

Beberapa pengguna Twitter terlihat membagikan video pada hari Kamis dengan tagar yang menyerukan penangkapannya dan mengatakan bahwa mengasosiasikan sekolah dengan orang sesat itu menyinggung.

Gulsen menyangkal bahwa dia telah melakukan kejahatan dan mengajukan banding atas penangkapan tersebut, menurut pengacaranya Emek Emre.

Setelah penahanannya, Gulsen berbagi pesan di akun Twitter dan Instagram resminya, meminta maaf atas lelucon itu.

"Saya membuat lelucon dengan rekan-rekan saya, dengan siapa saya telah bekerja selama bertahun-tahun dalam bisnis ini. Ini telah diterbitkan oleh orang-orang yang bertujuan untuk mempolarisasi masyarakat," katanya.

"Dalam membela kebebasan yang saya yakini, saya melihat diri saya terlempar ke arah akhir radikal yang saya kritik. Saya meminta maaf kepada siapa pun yang tersinggung dengan pidato saya di video itu," katanya.

Sponsored

Dia kemudian mengatakan dalam sebuah kesaksian bahwa itu adalah "lelucon yang tidak menguntungkan" dan meminta untuk dibebaskan. Dia meminta belas kasihan dengan alasan memiliki seorang anak yang bergantung padanya dan bahwa dia akan datang ke pengadilan atau kantor polisi bila diperlukan, menurut Anadolu.

Gulsen sebelumnya telah menjadi sasaran kelompok konservatif Turki karena pakaian panggungnya yang terbuka dan dukungannya untuk komunitas LGBTQ.

Turki adalah negara mayoritas Muslim yang secara resmi sekuler. Masyarakat sangat terpolarisasi atas isu-isu seputar sekularisme, agama, hak-hak perempuan dan hak-hak LGBTQ.

Sekolah-sekolah Imam Hatip, yang mengajarkan pelajaran agama di samping kurikulum Turki, telah berkembang dalam dua dekade sejak Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang konservatif berkuasa.

Sekolah-sekolah tersebut dikenal melatih kaum muda untuk menjadi imam atau khatib. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menghadiri sekolah tersebut, seperti yang dilakukan banyak anggota partai AKP.

Kontroversi di Turki

Reaksi terhadap penangkapan datang dari orang Turki biasa, selebritas, dan bahkan partai politik. Setelah penangkapannya, posting media sosial menunjukkan penggemar Gulsen di stadion sepak bola yang penuh sesak menyanyikan lagu-lagunya dalam solidaritas.

Namun, anggota AKP membela penangkapan tersebut, dengan juru bicara AKP Omer Celik mengatakan dalam sebuah posting Twitter bahwa "menghasut kebencian bukanlah suatu bentuk seni".

Menteri Keuangan Turki Dr. Nurettin Nebati mentweet, "Sekolah Menengah Imam Hatip kami adalah lembaga terkemuka kami yang membesarkan generasi yang dilengkapi dengan nilai-nilai nasional dan moral kami dan memiliki kedewasaan moral."

"Saya sangat mengutuk bahasa yang menyimpang ini dan mentalitas yang menyimpang di baliknya, yang menargetkan anak-anak muda kita yang belajar di Sekolah Imam Hatip kami, dan saya merasa itu tidak dapat diterima." (anadolu)

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid