sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kerusuhan belum reda, Chile batal gelar KTT APEC dan konferensi iklim

Presiden Chile menyatakan pihaknya ingin fokus pada pemulihan hukum dan ketertiban serta mendorong rencana sosial yang baru.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 31 Okt 2019 12:59 WIB
Kerusuhan belum reda, Chile batal gelar KTT APEC dan konferensi iklim

Pada Rabu (30/10), Chile secara mendadak mengumumkan telah menarik diri sebagai tuan rumah KTT APEC, yang dijadwalkan akan berlangsung pada 16-17 November, dan Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP25) pada Desember.

Langkah pemerintah Chile diambil setelah kerusuhan pecah selama berminggu-minggu dalam protes yang menentang ketidaksetaraan di negara itu. Aksi unjuk rasa telah menewaskan sedikitnya 18 orang.

Sebelumnya pada Kamis (25/10), Menteri Luar Negeri Chile Teodoro Ribera menegaskan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan kerusuhan menggagalkan rencana untuk menjadi tuan rumah dua pertemuan global besar tersebut.

"Ini adalah keputusan yang sangat sulit, keputusan yang menyakiti kami juga karena kami sepenuhnya memahami pentingnya KTT APEC dan COP25 bagi Chile dan dunia," kata Presiden Chile Sebastian Pinera dalam pidatonya di Istana Presiden La Moneda di Santiago.

Dia menjelaskan bahwa keputusan itu diambil untuk fokus pada pemulihan hukum dan ketertiban serta mendorong rencana sosial yang baru.

"Sebagai presiden bagi semua warga Chile, saya harus selalu mengutamakan masalah, kepentingan, kebutuhan, keinginan dan harapan rakyat," lanjut dia.

KTT APEC dijadwalkan untuk mempertemukan 20 pemimpin dunia pada November. Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping diperkirakan akan menandatangani perjanjian sementara untuk meredakan perang dagang antara kedua negara.

Pembatalan mendadak itu dinilai dapat menghancurkan kesempatan bagi Trump dan Xi bertemu di wilayah netral. Namun, Washington mengatakan masih mengharapkan untuk menandatangani kesepakatan dengan Beijing pada bulan depan.

Sponsored

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa pembatalan KTT APEC oleh Chile mengejutkan pemerintahan Trump.

Kerusuhan besar telah membuat sebagian besar Santiago lumpuh, dengan vandalisme yang merusak metro dan stasiunnya yang menyebabkan kerugian hampir US$400 juta. Sebanyak 7.000 orang telah ditangkap dan bisnis di Chile dilanda kerugian sekitar US$1,4 miliar.

Pemerintah Chile pada Rabu mengatakan bahwa final Copa Libertadores, turnamen sepak bola ternama di kawasan itu, akan tetap berjalan sesuai rencana di stadion nasional Santiago pada 23 November.

COP25 dijadwalkan untuk digelar di Chile antara 2 dan 13 Desember. KTT itu akan membawa delegasi dari sekitar 190 negara untuk merundingkan cara mengurangi emisi global demi memenuhi Kesepakatan Paris.

Aktivis remaja pro-iklim, Greta Thunberg, yang sedang melakukan perjalanan melintasi Benua Amerika untuk menghadiri COP25, menyampaikan keprihatinannya bagi rakyat Chile.

Dalam sebuah twit, Thunberg menyatakan dia akan menghentikan perjalanannya menuju Chile dan menunggu informasi lebih lanjut.

Segera setelah Chile mundur sebagai tuan rumah COP25, PBB berupaya mencari tempat baru untuk mengadakan KTT tersebut.

Menteri Lingkungan Hidup Chile Carolina Schmidt mengatakan beberapa opsi telah dibahas, termasuk menyelenggarakan COP25 di Markas Besar PBB di New York atau Jenewa. Dia menyebut, tiga negara lain juga menyampaikan minat untuk menjadi tuan rumah pengganti.

Pembatalan Chile, pertama kalinya suatu negara tiba-tiba menarik diri dari posisi tuan rumah COP25, menyulitkan proses penyelenggaran KTT tersebut. Chile selama ini kerap disebut sebagai salah satu negara paling stabil di Amerika Latin.

Seorang diplomat asing di Chile yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengungkapkan bahwa banyak pihak lebih sedih ketimbang marah atas keputusan Pinera membatalkan menjadi tuan rumah atas dua KTT besar itu.

Jorge Heine, mantan menteri di Chile, mengatakan keputusan Pinera dapat berdampak signifikan terhadap citra internasional Chile.

"KTT semacam itu tidak dapat dijadwal ulang sesuka hati karena para kepala negara memiliki agenda yang padat," kata dia. "Kredibilitas Chile sebagai aktor internasional dan lawan bicara telah dikompromikan, tidak akan mudah untuk memulihkannya." 

Pinera memecat hampir separuh kabinetnya pekan ini, termasuk menteri keuangan, menteri dalam negeri dan menteri ekonominya. Hal itu dilakukan dalam upaya memadamkan protes, tetapi tidak banyak berpengaruh.

Dengan popularitas Presiden Pinera pada titik terendah sepanjang kariernya, rakyat Chile telah menyerukan akan terus melanjutkan aksi unjuk rasa.

Komisi Tinggi PBB untuk HAM telah mengirim tim ke Chile untuk menyelidiki dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh pasukan keamanan.

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid