sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Aksi demo di Hong Kong ganggu layanan MTR

Setelah memblokir transportasi ke Bandara Hong Kong, demonstran kini menargetkan transportasi kereta bawah tanah.

Valerie Dante
Valerie Dante Senin, 02 Sep 2019 12:31 WIB
Aksi demo di Hong Kong ganggu layanan MTR

Sejumlah pemrotes yang mengenakan baju hitam membanjiri beberapa stasiun kereta bawah tanah (MTR) di Hong Kong. Mereka berdiri di ambang pintu kereta, menghalangi agar pintu tidak menutup.

Aksi itu menyebabkan keterlambatan dalam perjalanan pagi. Kantor Berita AP melaporkan bahwa satu orang telah ditangkap di stasiun MTR Lok Fu karena menggangu layanan kereta.

Selain mengganggu akses transportasi, para pemrotes juga menyerukan pemogokan umum pada Senin. Namun, sebagian besar toko tetap buka dan MTR pun dipenuhi karyawan yang hendak berangkat kerja.

"Tidak, kami tidak akan mogok. Pada masa-masa seperti ini, kami membutuhkan uang," kata seorang warga, Cherry Leung.

Maskapai Hong Kong, Cathay Pacific, mengancam akan memecat pegawainya yang bergabung dalam aksi mogok pada Senin. Cathay telah memecat setidaknya pegawainya yang mendukung gerakan pro-demokrasi di kota itu.

Ribuan pengunjuk rasa memblokir jalan dan jaringan transportasi umum ke Bandara Internasional Hong Kong pada Minggu (1/9). Aksi itu mereka lakukan dalam upaya menarik perhatian dunia pada usaha mereka untuk memaksa Beijing memberikan otonomi yang lebih besar kepada kota itu.

Otoritas bandara mengatakan 25 penerbangan dibatalkan pada Minggu tetapi layanan transportasi sebagian besar kembali normal.

Setelah meninggalkan bandara pada Minggu, sejumlah demonstran menargetkan stasiun kereta bawah tanah (MTR) di Distrik Tung Chung. Mereka menghancurkan pintu putar dan menghancurkan kamera CCTV dengan pipa besi. Polisi masuk dan menangkap beberapa pengunjuk rasa.

Sponsored

Sebelumnya, polisi dan pemrotes bentrok hebat pada Sabtu (31/8) malam waktu setempat. Pengunjuk rasa melemparkan molotov ke polisi yang berusaha membubarkan mereka. Polisi menghantam balik menggunakan gas air mata dan meriam air.

Unjuk rasa di Hong Kong pecah pada pertengahan Juni karena RUU ekstradisi yang kini telah ditangguhkan pembahasannya. Sejak itu, demonstrasi telah menjadi tuntutan luas untuk reformasi demokrasi.

Demonstrasi menjadi upaya warga menyerukan keprihatinan atas Beijing yang menurut mereka semakin mengikis independensi yang diberikan kepada Hong Kong di bawah formula "satu negara, dua sistem".

China menyangkal pihaknya ikut campur dan mengatakan bahwa Hong Kong merupakan persoalan internal. Beijing mengecam serangkaian protes yang telah terjadi dan memperingatkan bahwa unjuk rasa dapat merusak perekonomian kota itu. (Reuters, Deutsche Welle dan Channel News Asia)

Berita Lainnya
×
tekid