sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Gencatan senjata, Israel-Hamas saling klaim kemenangan

Kesepakatan tersebut mengakhiri 11 hari pertempuran di mana lebih dari 250 orang tewas, kebanyakan dari mereka di Jalur Gaza.

Valerie Dante
Valerie Dante Sabtu, 22 Mei 2021 11:30 WIB
Gencatan senjata, Israel-Hamas saling klaim kemenangan

Gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Hamas di Jalur Gaza dilaporkan sudah mulai berlangsung sejak berlaku pada Jumat (21/5) pukul 02.00 waktu setempat. 

Kesepakatan tersebut mengakhiri 11 hari pertempuran di mana lebih dari 250 orang tewas, kebanyakan dari mereka di Jalur Gaza.

Baik Israel dan Hamas saling mengklaim kemenangan atas pertempuran berdarah tersebut.

Di tengah gencatan senjata, bentrokan baru terjadi di kompleks Masjid Al Aqsa, Yerusalem Timur, pada Jumat.

Juru bicara polisi Israel Micky Rosenfeld mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa warga Palestina telah melempar batu ke arah petugas. Akibatnya, otoritas mengambil tindakan untuk meredakan apa yang mereka sebut sebagai kerusuhan.

Meski sempat kembali tegang, gencatan senjata dinilai berlaku dengan baik pada Jumat malam, ketika Israel sementara membuka penyeberangan ke Jalur Gaza untuk mengizinkan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan masuk ke wilayah itu. 

Pertempuran antara Israel dan militan Palestina di Jalur Gaza dimulai pada 10 Mei setelah berminggu-minggu meningkatnya ketegangan Israel-Palestina di Yerusalem Timur.

Ketegangan kemudian memuncak dengan bentrokan di kompleks Masjid Al Aqsa, situs suci yang dihormati baik oleh muslim maupun orang Yahudi. Hamas mulai menembakkan roket setelah memperingatkan Israel untuk menarik diri dari situs tersebut, memicu serangan udara balasan dari militer Israel. 

Sponsored

Setidaknya 243 orang, termasuk lebih dari 100 wanita dan anak-anak, tewas di Gaza. Sementara itu, Israel mengatakan pihaknya menewaskan sedikitnya 225 militan Hamas selama pertempuran itu. 

Di Israel 12 orang, termasuk dua anak, tewas akibat konflik dengan Hamas.

Militer Israel mengklaim, lebih dari 4.300 roket ditembakkan ke wilayahnya oleh militan dan menyerang lebih dari 1.000 sasaran militan di Gaza.

Kabinet Keamanan Politik Israel pada Kamis (20/5) malam mengatakan bahwa pihaknya telah dengan suara bulat menerima rekomendasi untuk gencatan senjata dengan Hamas.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadapi kritik dari beberapa pihak di dalam negeri yang mengatakan dia telah menghentikan konflik terlalu cepat. Wali Kota Sderot dan Ashkelon, dua kota Israel yang paling parah terkena roket dari Gaza, termasuk di antara mereka yang menyuarakan kekecewaan dengan mengatakan Hamas seharusnya dibasmi.

Dalam konferensi pers pada Jumat, PM Netanyahu mengatakan bahwa Israel telah menderita kerugian yang luar biasa besar akibat Hamas.

Seorang pejabat Hamas mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa gencatan senjata yang diumumkan oleh Israel merupakan kemenangan bagi rakyat Palestina.

Pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh pada Jumat menuturkan bahwa pertempuran telah meruntuhkan ilusi negosiasi dan menggambarkan perlawanan sebagai pilihan strategis terbaik untuk pembebasan Palestina.

"Kami, sebagai pemimpin gerakan, dengan seluruh rakyat, orang-orang di bangsa ini, dan dunia, akan membangun kembali Gaza," tambahnya.

Seorang anggota biro politik Hamas, Izzat al-Reshiq, mengeluarkan peringatan kepada Israel.

"Benar bahwa pertempuran berakhir hari ini, tetapi Netanyahu dan seluruh dunia harus tahu bahwa jari kami berada di pelatuk dan kami akan terus meningkatkan kemampuan perlawanan ini," katanya.

Sumber : BBC

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid