sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IAID 2019 wujud diplomasi ekonomi Indonesia

IAID 2019 berlangsung pada Selasa (20/8) hingga Rabu (21/8) di Nusa Dua, Bali.

Valerie Dante
Valerie Dante Rabu, 21 Agst 2019 11:18 WIB
IAID 2019 wujud diplomasi ekonomi Indonesia

Pada Selasa (20/8), Presiden RI Joko Widodo secara resmi membuka Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) 2019 di Nusa Dua, Bali.

Penyelenggaraan acara yang akan berlangsung sampai Rabu (21/8) ini merupakan tindak lanjut dan upaya memelihara momentum Indonesia-Africa Forum (IAF) pada 2018. Demikian dikutip dari keterangan resmi Kementerian Luar Negeri RI yang diterima Alinea.id pada Rabu.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan bahwa komitmen Indonesia dan negara-negara Afrika adalah untuk maju dan sejahtera bersama. Indonesia ingin menjadi bagian dari pembangunan di Afrika dan sebaliknya.

IAID 2019 dihadiri sekitar 700 pemimpin bisnis, pembuat kebijakan, pejabat senior pemerintah bahkan sejumlah menteri, dan para pemangku kepentingan lainnya dari Indonesia dan Afrika. Para peserta membahas upaya konkret yang dapat dilakukan dalam bidang industri strategis dan diplomasi ekonomi, konektivitas, infrastruktur sosial dan pariwisata, energi dan pertambangan, skema pembiayaan, kerja sama perdagangan, serta kerja sama pembangunan.

"Kemlu RI kini tidak hanya menangani politik luar negeri, namun juga diplomasi ekonomi. Ketika kita melakukan diplomasi ekonomi, Kemlu RI juga melibatkan kementerian terkait dan bahkan BUMN," jelas Menlu Retno.

Dalam IAID 2019, Indonesia akan meluncurkan negosiasi Perjanjian Perdagangan Preferensial (Preferential Trade Agreement/PTA) untuk memacu perdagangan dengan beberapa negara Afrika seperti Mauritius dan Djibouti. PTA akan mendorong perdagangan dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.

IAID 2019 menjadi platform strategis bagi peningkatan hubungan dan kerja sama ekonomi Indonesia dengan Afrika, terutama di sektor infrastruktur dan sektor strategis lainnya. Upaya peningkatan potensi kerja sama ekonomi dengan pasar-pasar nontradisional, termasuk kawasan Afrika menjadi salah satu prioritas kebijakan luar negeri pemerintah Indonesia saat ini.

Pada 2018 nilai perdagangan Indonesia-Afrika mencapai lebih dari US$11,06 miliar, meningkat 25% dari tahun sebelumnya. Kiprah perusahaan Indonesia di Afrika pun terus meningkat, dengan adanya sekitar 30 perusahaan Indonesia berinvestasi di Afrika, di antaranya 16 perusahaan di Nigeria dan lima di Ethiopia.

Sponsored
Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid