sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ibu kota India berselimut polusi usai perayaan Diwali

Umat Hindu memperingati Diwali dengan menyalakan kembang api sepanjang malam, mendekorasi rumah dengan lampu warna-warni dan bersembahyang.

Valerie Dante
Valerie Dante Senin, 28 Okt 2019 18:26 WIB
Ibu kota India berselimut polusi usai perayaan Diwali

Setelah perayaan Diwali pada Minggu (27/10), Ibu Kota India, New Delhi, berselimut polusi pada Senin (28/10). Asap tebal juga menutupi sejumlah objek wisata seperti Benteng Merah dan Gerbang India.

Diwali melambangkan kemenangan terang atas kegelapan dan kebaikan atas kejahatan. Oleh umat Hindu, Diwali juga disebut "festival of lights".

Menurut ajaran Hindu, Diwali memperingati kembalinya Dewa Rama dari pengasingan 14 tahun dan kemenangannya atas Rahwana yang menculik istrinya, Sita.

Umat Hindu memperingati festival itu dengan menyalakan kembang api sepanjang malam, mendekorasi rumah dengan lampu warna-warni dan melakukan ritual seperti sembahyang.

Dengan meningkatnya ancaman polusi selama satu dekade terakhir, Mahkamah Agung India telah membatasi penggunaan kembang api dalam perayaan Diwali. Namun, hanya segelintir orang yang menaati perintah itu.

Kembang api tetap mewarnai langit New Delhi saat perayaan Diwali. Asap kembang api menambah emisi dari kendaraan bermotor dan pembakaran lahan oleh petani yang menjadikan kota itu sebagai ibu kota paling tercemar di dunia.

Puluhan ribu orang menyalakan petasan hingga Senin dini hari, mendorong indeks kualitas udara melampaui rekor tertinggi yakni 999. Sistem pemantauan udara milik pemerintah menyatakan bahwa kualitas udara pada Senin pagi sangat buruk.

Konsentrasi PM2,5 kota berpenduduk 20 juta orang itu 20 kali di atas standar keamanan internasional. PM2,5 merupakan partikulat berukuran kurang dari 2,5 mikron yang dapat menembus paru-paru melalui sistem darah, menyebabkan penyakit pernapasan dan jantung.

Sponsored

Para ahli mengatakan, polusi yang menyelimuti New Delhi dan kota-kota lainnya di India setiap musim dingin menyebabkan kematian dini lebih dari satu juta orang setiap tahunnya.

Otoritas di bidang cuaca mengatakan angin berkekuatan moderat akan membantu membersihkan udara New Delhi. Namun, peningkatan kebakaran di lahan di negara bagian Haryana dan Punjab masih menjadi ancaman serius.

Ribuan petani di Haryana membakar lahan, mengirimkan asap ke New Delhi. Para ahli mengatakan bahwa hal itu, selain asap kendaraan di jalan raya, menjadi salah satu penyebab utama polusi di ibu kota.

Pemerintah telah mengambil sejumlah langkah untuk melawan polusi dalam beberapa tahun terakhir, termasuk menonaktifkan pembangkit listrik tenaga termal dan melarang pembangunan gedung.

Pada November, pemerintah berupaya mengurangi polusi lalu lintas dengan menerapkan sistem plat nomor ganjil-genap di New Delhi. (Al Jazeera dan Deutsche Welle)

Berita Lainnya
×
tekid