sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Insiden pesta Downing Street, Boris Johnson dituntut mundur dari jabatan Perdana Menteri

Pemimpin Konservatif Skotlandia, Douglas Ross, mengatakan Johnson.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Kamis, 13 Jan 2022 13:44 WIB
Insiden pesta Downing Street, Boris Johnson dituntut mundur dari jabatan Perdana Menteri

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menghadapi tuntutan mundur dari jabatannya pascapengakuan atas insiden pesta di Downing Street di masa pandemi Covid-19. 

Boris Johnson sebelumnya telah mengakui dirinya ada di sana pada 20 Mei 2020 selama 25 menit pada pesta yang disangkanya adalah pertemuan pekerjaan. Sejumlah pihak menyatakan Johnson harusnya mundur dari jabatannya karena dia terbukti melanggar aturan karantina dengan mengizinkan kerumunan seratusan orang.  

Dilansir CNN, Kamis (13/1) Pemimpin Oposisi sekaligus Ketua Partai Buruh, Keir Starmer, mendesak Johnson meletakkan jabatannya. Pemimpin Konservatif Skotlandia, Douglas Ross, mengatakan Johnson harus mengundurkan diri jika dia benar-benar menghadiri pertemuan di Downing Street itu.

Tuduhan peistiwa 20 Mei 2020 itu sebenarnya muncul setelah serangkaian skandal yang mempertanyakan seberapa cocok Johnson untuk jabatan perdana menteri. Skandal itu berputar pada upaya memperbaiki aturan untuk mencegah salah satu sekutu konservatifnya diskors dari parlemen, yang kemudian ditentang oleh oposisi. Perdebatan ini kabarnya juga mempengaruhi bagaimana pemerintah Inggris membuat aturan soal Covid-19.

Sponsored

Sebelum Natal, muncul cerita tentang banyak pesta minuman yang berlangsung di Downing Street selama berbagai tahap penguncian di Inggris. Bombardir tuduhan mempengaruhi peringkat jajak pendapat Johnson dan pada minggu ini, mayoritas warga Inggris percaya bahwa jika Johnson menghadiri pesta minuman 20 Mei maka ia harus mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri.

Dalam keterangan yang menjatuhkan Johnson pada Rabu, Pengadilan Tinggi London memutuskan bahwa pemerintahnya bertindak secara tidak sah pada 2020 ketika beberapa kebijakan diambil berdasarkan koneksi politik. Salah satunya terkait pembelian alat pelindung diri pada masa pandemi Covid0-19. Hakim menemukan bahwa Pestfix dan Ayanda menerima perlakuan istimewa dari pemerintah.

Sementara itu BBC menuliskan bahwa mungkin saja peristiwa Downing Street menjadi latar belakang alasan pada Juni 2020 Boris Johnson mengumumkan rencana untuk kembali ke kehidupan normal secara bertahap alih-alih memperketat penguncian nasional. Namun, pengumuman itu diiringi dengan peringatan bahwa kehidupan normal bisa tercapai jika masing-masing dari kita tetap waspada serta bertindak dengan penuh tanggung jawab. Walau demikian, pada November 2020 kasus Covid-19 di Inggris kembali melonjak.(CNN)

Berita Lainnya
×
tekid