JK ingin Christchurch call to action mampu lawan ekstremisme
Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap KTT Paris: Ekstremisme Online bertema Christchurch Call to Action mampu melawan ekstremisme online.

Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap KTT Paris: Ekstremisme Online bertema Christchurch Call to Action mampu melawan ekstremisme yang menggunakan internet. Bagi Kalla, tidak ada negara yang kebal dari tindak terorisme dan kekerasan ekstrem.
"Indonesia berharap Christchurch Call to Action dapat memfasilitasi pergerakan ketahanan masyarakat, membangun kapasitas dan mendorong kemitraan swasta dalam melawan kekerasan ekstremisme," kata Wapres dalam sambutan di pertemuan yang diselenggarakan di Istana Elysee, Paris, Prancis pada Rabu (15/5).
JK menjelaskan Indonesia terus berkomitmen memberantas terorisme sebagai ancaman bagi keamanan dan perdamaian dunia. Kalla menilai para pelaku teror mendapat pemahaman yang keliru mengenai nilai kehidupan dan agama.
Internet sebagai wadah yang mudah diakses menjadi pilihan favorit para teroris dalam menyebarkan ajaran keliru mereka. "Ajaran-ajaran radikal dan ekstrem dapat mengalir bebas hanya dengan sekali klik," ujar Kalla.
Oleh karena itu, kata Kalla, diperlukan tata kelola internet yang baik untuk menghindari penyalahgunaan internet.
Setelah kejadian penembakan jamaah di Masjid di Christchurch, Selandia Baru yang disiarkan langsung melalui Facebook, penggunaan dan peraturan di media sosial harus diperketat.
"Perusahaan-perusahaan media sosial harus berkontribusi dengan menerbitkan tata perilaku, regulasi promosi, pengawasan siber mandiri, dan menciptakan perangkat lunak berteknologi seperti kecerdasan buatan dan mesin pembelajar untuk menyasar konten-konten di internet yang terkait terorisme," kata Wapres.
Hal tersebut dapat membantu pemerintah mencegah konten berbau terorisme serta mengelola pendekatan yang berimbang yang menegakkan HAM termasuk hak kebebasan berpendapat dan berbicara.
KTT Paris: Ekstremisme Online diselenggarakan bersama oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh sejumlah kepala negara atau kepala pemerintahan antara lain Perdana Menteri Inggris Theresa May, Presiden Senegal Macky Sall, dan Raja Yordania Abdullah II. (Ant),
#SahabatKemlu, belum lama ini kita telah berbagi informasi terkait tugas dan fungsi Dewan Keamanan (DK) PBB, sore ini kita bahas bentuk-bentuk pertemuan DK PBB ya.
Yuk, simak videografis berikut!#IniDiplomasi #IndonesiaUntukDunia pic.twitter.com/8kmwJaubfl — MoFA Indonesia (@Kemlu_RI) May 15, 2019

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Turis asing berulah, perlukah wisman mendapat karpet merah?
Minggu, 26 Mar 2023 11:15 WIB
Bailout SVB dan pendanaan startup yang kian selektif
Sabtu, 25 Mar 2023 16:05 WIB