Anggota Komisi I DPR Syaifullah Tamliha meyakini pemerintah Indonesia akan mengakui pemerintahan Taliban. Hal tersebut, setelah kelompok itu menguasai Afghanistan.
Berdasar informasi yang diperolehnya, sebut Syaifullah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara diam-diam juga terus-menerus menjalin hubungan dengan pimpinan Pejuang Taliban yang berpusat di Doha, Qatar.
"Menurut informasi saya peroleh Presiden Jokowi secara diam-diam juga terus-menerus menjalin hubungan dengan Pimpinan Pejuang Taliban yang berpusat di Doha, Qatar," kata Syaifullah dalam keterangannya, Selasa (18/8).
"Terakhir beberapa bulan yang lalu menteri Luar Negeri RI RI Retno Marsudi juga berkunjung ke Doha yang tentunya mengemban misi yang sama," sambung politisi PPP ini.
Atas dasar itu, Syaifullah berpendapat bahwa pemerintah Indonesia telah mengambil sikap yang tegas dengan tidak memulangkan para diplomatnya, termasuk Duta Besarnya dari Afganistan. "Dan kita berharap Indonesia segera menjalin komunikasi diplomatiknya dengan para pemimpin pejuang Afganistan yang akan memimpin negara tersebut saat ini," jelasnya.
Menurut Syaifullah, dikuasainya Afganistan secara keseluruhan, termasuk Ibu Kota Kabul oleh pejuang Taliban tentunya akan memperjelas wajah negara tersebut. "Pertama, nama negaranya sudah jelas menjadi Republik Islam Afganistan. Kedua, jika sudah pulih akan menjadi negara dengan sumberdaya alam melimpah yang tentunya menarik investor asing dan yang ketiga dominasi Amerika Serikat di kawasan Persia kini nyaris sudah tidak menonjol lagi," ungkapnya.
Taliban secara efektif menyegel kendali mereka atas Afghanistan pada hari Minggu (15/8), masuk ke Kabul, dan menghadapi sedikit perlawanan ketika Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu. pemerintahan Ghani pun runtuh.
Awalnya dilaporkan bahwa Ghani bersama Penasihat Keamanan Nasional Hamdullah Muhib dan kepala kantor administrasi presiden, Fazel Mahmood Fazli meninggalkan Afghanistan menuju Tajikistan. Tapi Dushanbe membantahnya. Kemudian dikatakan bahwa dia telah melakukan perjalanan ke Uzbekistan.
Ghani telah dituduh melakukan pengkhianatan oleh warga Afghanistan dan saat ini, tidak ada informasi resmi yang tersedia dari lokasinya.
Dilaporkan, terkecuali China dan Rusia, lebih dari 60 negara mengeluarkan pernyataan bersama pada Minggu malam yang menyerukan kepada Taliban untuk mengizinkan perjalanan yang aman bagi warga negara asing dan warga Afghanistan keluar dari Kabul.