Asosiasi Bankir Myanmar pada Senin (1/2) menyatakan seluruh bank di negara tersebut setuju untuk menutup sementara semua layanan keuangan. Sebab, koneksi internet yang buruk selama situasi politik di tengah kudeta militer.
Pernyataan itu menjelaskan, bahwa bank-bank akan meminta izin dari bank sentral terkait penutupan sementara hingga waktu yang belum ditentukan.
Ketika berita tentang kudeta menyebar ke seluruh negeri, warga berbaris di bank untuk menarik uang tunai mereka. Penduduk di Yangon melaporkan bahwa ATM di kawasan itu telah kehabisan uang tunai.
Sejumlah laporan media lokal menyatakan, bahwa warga di Yangon mengantre untuk menarik uang tunai dari ATM.
Warga Myanmar terbangun pada Senin, karena pemadaman media dan ada laporan bahwa konektivitas internet turun 75%. Terdapat laporan bahwa militer berencana untuk memutus internet sepenuhnya hari ini.
Militer Myanmar menyatakan, mereka telah menahan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint dalam apa yang tampaknya menjadi kudeta militer pertama di negara itu sejak 1988 dan kemungkinan berakhirnya satu dekade pemerintahan sipil.
Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin oleh Suu Kyi, yang berkuasa pada 2015, kembali menang telak dalam pemilihan umum pada November lalu.
Pemerintah sipil ditetapkan untuk masa jabatan kedua, tetapi militer mengklaim pemilihan itu diwarnai oleh penipuan dan menuntut penyelidikan. (Nikkei Asia dan Reuters)