Menlu Retno: ASEAN perlu ajak AS jalankan multilateralisme
Multilateralisme menjadi pilihan terbaik untuk menanggulangi Covid-19.

Dalam Pertemuan Retreat Menlu ASEAN secara virtual pada Kamis (21/1), Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menekankan pentingnya ASEAN untuk mengajak pemerintahan baru Amerika Serikat menjalankan multilateralisme.
"Indonesia menekankan pentingnya ASEAN mengajak administrasi baru AS untuk menjalankan multilateralisme yang inklusif dan adil," ungkap Retno dalam pengarahan media secara virtual.
Multilateralisme, lanjutnya, masih menjadi pilihan terbaik untuk menanggulangi pandemik Covid-19 dan dampaknya, serta sejumlah tantangan global lainnya.
"Nilai-nilai multilateralisme menguatkan semangat kolaborasi dan kepemimpinan global yang kuat," sambung dia.
Terkait hal tersebut, Menlu Retno menyatakan bahwa ASEAN berharap pemerintahan baru AS dapat memimpin dalam penguatan hubungan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan respons terhadap pandemik.
Selain itu, AS diharapkan juga mendorong sistem perdagangan multilateral yang terbuka dan adil agar dapat mempercepat pemulihan ekonomi global.
Lebih lanjut, dalam pertemuan pada Kamis, Indonesia kembali menekankan mengenai pentingnya mengenai kesatuan dan sentralitas ASEAN, serta terus dijalankannya prinsip-prinsip ASEAN, khususnya saat rivalitas global semakin menajam.
"Saya kembali mengingatkan bahwa kesatuan, sentralitas, dan prinsip-prinsip inilah yang membuat ASEAN terus berkontribusi dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan selama lebih dari 50 tahun terakhir," kata Menlu Retno.
Menlu Retno menyatakan, ASEAN menyampaikan selamat kepada Indonesia yang telah dipilih sebagai salah satu co-chairs dari COVAX-AMC Engagement Group.
Menurutnya, muncul harapan yang besar dari negara ASEAN agar Indonesia dapat terus memperjuangkan akses setara terhadap vaksin Covid-19 bagi semua negara, melalui track multilateral ini, termasuk bagi negara-negara ASEAN.
Mengenai ASEAN Travel Corridor Arrangement (ATCAF), ASEAN sepakat membentuk Ad Hoc Taskforce untuk membahas ATCAF tersebut beserta prosedur operasinya. Kerja dari Ad Hoc Task Force ini diharapkan dapat diselesaikan pada kuartal pertama 2021.
"Sudah disepakati oleh ASEAN, Indonesia dipercaya menjadi ketua dari Task Force tersebut," ungkap Menlu Retno.
Dalam pertemuan pada Kamis, Menlu Retno menyampaikan dukungan Indonesia terhadap keinginan Brunei Darussalam untuk mengoptimalkan penggunaan ASEAN Secretariat Building sebagai tempat untuk berbagai pertemuan ASEAN selama masa keketuaan negara tersebut.
"Tentu Indonesia sebagai Host Country bagi ASEAN Secretariat, akan memfasilitasi rencana tersebut," sambungnya.
Hal itu, sebut Retno, merupakan salah satu alasan utama Indonesia membangun ASEAN Secretariat Building yang baru pada 2019 yakni agar dapat mengakomodir lebih banyak pertemuan ASEAN.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Mendesak, revisi garis kemiskinan demi menyentuh si miskin yang tersembunyi
Selasa, 06 Jun 2023 17:18 WIB
Ironi bisnis atribut kampanye: Sepi saat kandidat dan parpol berjibun
Minggu, 04 Jun 2023 06:11 WIB