Menteri Saudi memperingatkan lonjakan obat-obatan sintetis di Timur Tengah
Pangeran Faisal memimpin delegasi Saudi pada Debat Umum tingkat tinggi di Majelis Umum PBB di New York.

Arab Saudi resah dengan peredaran obat-obatan sintetis di Timur Tengah. Fenomenanya dianggap sudah mengancam masyarakat. Di Kerajaan itu saja, ribuan penangkapan dilakukan dalam beberapa tahun terakhir.
Terkait ini, Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan menekankan komitmen kerajaan untuk memerangi momok obat-obatan sintetis di Timur Tengah.
Berbicara di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, Pangeran Faisal berbicara tentang lonjakan metamfetamin yang dibuat di negara-negara yang kurang stabil dan aman.
“Kita telah melihat pertumbuhan pesat obat-obatan sintetik di negara kita dan kita melihat dampak yang sangat buruk terhadap masyarakat kita, dan hal ini mendorong keterlibatan kita dalam masalah ini,” katanya.
Arab Saudi telah menindak produksi dan peredaran obat-obatan terlarang di kerajaan tersebut, dengan ribuan penangkapan dalam beberapa tahun terakhir.
“Kami sangat prihatin dengan dampak kesehatan masyarakat dan kerugian sosial yang terkait dengan konsumsi obat-obatan sintetis non-medis dan tantangan yang terkait dengan pembuatan gelap, penyelundupan dan kejahatan terkait,” kata Pangeran Faisal.
Narkoba yang membanjiri Timur Tengah termasuk Captagon, sebuah amfetamin yang dibuat di Suriah.
Pangeran Faisal memimpin delegasi Saudi pada Debat Umum tingkat tinggi di Majelis Umum PBB di New York.
Dia berterima kasih kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken karena memimpin koalisi internasional untuk mengatasi ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh obat-obatan sintetis melalui kerja sama global.
Pangeran Faisal akan menghadiri pertemuan tingkat menteri yang dijadwalkan dalam kerangka GCC, Organisasi Kerjasama Islam dan Liga Arab.(gulfnews)

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Pertarungan capres di lumbung suara Jawa Barat
Sabtu, 23 Sep 2023 06:06 WIB
Riak-riak di tubuh PSI: "Bagi saya, PSI tak lagi istimewa..."
Jumat, 22 Sep 2023 06:29 WIB