sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemimpin Tibet soal video yang viral: Dalai Lama dilabeli secara tidak adil

Tsering mengatakan penyelidikan menunjukkan "sumber pro-Cina" terlibat dalam membuatnya menjadi viral.

Fitra Iskandar
Fitra Iskandar Jumat, 14 Apr 2023 14:59 WIB
Pemimpin Tibet soal video yang viral: Dalai Lama dilabeli secara tidak adil

Kepala pemerintah Tibet di pengasingan membela Dalai Lama yang tengah menjadi sorotan karena videonya menjadi viral. Insiden yang ditunjukkan dalam video itu disebut memperlihatkan sisi polos dan penuh kasih sayang Dalai Lama.

Dalai Lama yang meraih Nobel perdamaian itu meminta maaf setelah rekaman video yang menunjukkan dia berinteraksi dengan seorang bocah dan memintanya menghisap lidah dia, menjadi viral. Video yang diambil di sebuah acara publik itu menyebabkan gelombang kecaman di media sosial bahwa tindakannya merupakan pelecehan.

Penpa Tsering, Sikyong – atau pemimpin politik Administrasi Tibet Tengah yang diasingkan – mengatakan pada hari Kamis bahwa Dalai Lama telah “secara tidak adil diberi label dengan segala macam nama yang benar-benar melukai perasaan semua pengikutnya”.

"Sikap kakek yang polos dan penuh kasih sayang" pria berusia 87 tahun yang ditampilkan dalam rekaman itu telah disalahartikan, Tsering mengatakan kepada wartawan di New Delhi, seperti dikutip Aljazeera, Jumat (14/4). Ia menambahkan kehidupan selibat dan latihan spiritual telah membawa Dalai Lama "melampaui kesenangan indrawi".

Klip video yang direkam pada bulan Februari dan beredar bulan ini telah dilihat lebih dari satu juta kali di Twitter.

Tsering mengatakan penyelidikan menunjukkan "sumber pro-Cina" terlibat dalam membuatnya menjadi viral, menambahkan "sudut politik dari insiden ini tidak dapat diabaikan".

Dalai Lama, yang melarikan diri ke India pada tahun 1959 setelah pemberontakan yang gagal melawan pemerintahan China di Tibet, dianggap oleh Beijing sebagai "separatis yang berbahaya".

Dalai Lama menjadikan kota Dharamshala di Himalaya sebagai markas besarnya sejak melarikan diri dari Tibet setelah pemberontakan yang gagal melawan pemerintahan China pada 1959. India menganggap Tibet sebagai bagian dari China, meskipun India menampung orang-orang Tibet di pengasingan.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid