close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ribuan demonstran berkumpul unjuk rasa Freedom for Palestine di Lapangan Merdeka di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 22 Oktober 2023. Foto Annice Lyn—Getty Images via TIME
icon caption
Ribuan demonstran berkumpul unjuk rasa Freedom for Palestine di Lapangan Merdeka di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 22 Oktober 2023. Foto Annice Lyn—Getty Images via TIME
Dunia
Kamis, 07 Desember 2023 17:03

Pendukung Israel ditangkap, tindakan keras anti-Zionis makin tegas di Malaysia

Upaya AS untuk membatasi pihak eksternal dari mendukung Hamas bersifat sepihak dan Malaysia tidak akan mengakuinya.
swipe

Polisi Malaysia mengatakan pada hari Rabu (6/12) bahwa mereka telah menangkap seorang pria berusia 36 tahun. Saat ini polisi melakukan inivestigasi tentang penghasutan atas pernyataan yang dia buat yang menyarankan negara tersebut harus menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Malaysia, negara mayoritas Muslim, merupakan pendukung setia Palestina dan mengutuk aksi brutal Israel dalam perang Gaza. Otoritas Kuala Lumpur tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

“Pernyataan itu dibuat saat wawancara dengan influencer media sosial Israel Hananya Naftali yang diunggah ke TikTok,” kata Mohamad Shuhaily Mohamad Zain, direktur departemen investigasi kriminal kepolisian, dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters.

Penyidikan dilakukan berdasarkan pasal penghasutan, UU komunikasi dan multimedia, serta hukum pidana, ujarnya. Orang tersebut telah ditahan selama tiga hari sejak Rabu, tambahnya.

Klip video berdurasi enam menit yang berisi wawancara antara Naftali dan pria yang ditahan, yang mengatakan bahwa dia adalah warga Malaysia, beredar di media sosial pekan ini, memicu keributan di kalangan pengguna lokal yang mengatakan bahwa pandangannya tidak mewakili pendapat warga Malaysia lainnya.

Tindakan tegas polisi telah menandai tidak ada tempat bagi dukungan Zionis di Malaysia. Akankah warga Negeri Jiran memeriksa setiap pendukung Israel yang mungkin masih tersisa di Kuala Lumpur dan sekitarnya?

Sebelumnya, Perdana Menteri Anwar Ibrahim bergabung dengan ribuan pendukung pro-Palestina di Kuala Lumpur pada bulan Oktober dan mengatakan ia tidak akan tunduk pada tekanan Barat untuk menolak Hamas.

Tepatnya pada 24 Oktober, PM Malaysia berbaur bersama 16.000 pendukung pro-Palestina untuk mengutuk tindakan "barbar" Israel di Jalur Gaza, di mana ribuan orang diperkirakan tewas dalam serangan Israel, dan mengecam para pendukung Zionis di Barat.

“Merupakan suatu kegilaan jika membiarkan orang dibantai, bayi dibunuh, rumah sakit dibom, dan sekolah dihancurkan. Ini adalah puncak barbarisme di dunia ini,” kata Anwar kepada massa yang berkumpul di stadion dalam ruangan di Kuala Lumpur, menurut Reuters.

PM Anwar Ibrahim menegaskan kembali hak Palestina untuk membela diri, dan mengatakan bahwa Malaysia akan melanjutkan hubungannya dengan Hamas terlepas dari tekanan Amerika Serikat.

Upaya AS untuk membatasi pihak eksternal dari mendukung Hamas bersifat sepihak dan Malaysia tidak akan mengakuinya, kata Anwar kepada Parlemen. “Apa pun yang terjadi adalah hak dan perjuangan sah rakyat Palestina,” ujarnya.

TIME melaporkan, Anwar menanggapi pertanyaan dari anggota parlemen oposisi, yang menanyakan sikap pemerintah terhadap Undang-Undang Pencegahan Pembiayaan Internasional Hamas yang dikeluarkan Dewan Perwakilan Rakyat AS. RUU tersebut disetujui pada 1 November dan menjatuhkan sanksi pada warga asing, lembaga dan pemerintah yang membantu Hamas, Jihad Islam Palestina, atau afiliasinya.(reuters,time)

img
Arpan Rachman
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan