sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PM Israel ingin abadikan nama Trump untuk permukiman di Golan

Israel menduduki Dataran Tinggi Golan dalam Perang Timur Tengah 1967 dan mencaploknya dari Suriah pada 1981.

Valerie Dante
Valerie Dante Rabu, 24 Apr 2019 17:17 WIB
PM Israel ingin abadikan nama Trump untuk permukiman di Golan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan niatnya untuk menamai permukiman baru di Dataran Tinggi Golan dengan nama Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Keputusannya itu dilakukan sebagai ungkapan terima kasih kepada AS yang mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan pada Maret lalu.

Israel menduduki Dataran Tinggi Golan dalam Perang Timur Tengah 1967 dan mencaploknya dari Suriah pada 1981.

Suriah mengatakan, keputusan Trump yang mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel merupakan serangan terang-terangan pada kedaulatan mereka.

Netanyahu, yang telah mengamankan masa jabatan kelima dalam Pemilu Israel baru-baru ini, pergi ke Dataran Tinggi Golan bersama keluarganya untuk liburan Paskah selama seminggu.

"Semua orang Israel sangat tersentuh ketika Presiden Trump membuat keputusan bersejarah yang mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan," ujar PM Netanyahu dalam pesan video pada Selasa (23/4).

Dia menambahkan, setelah perayaan Paskah, dia berencana untuk membawa resolusi kepada pemerintah Israel yang meminta adanya permukiman baru di Dataran Tinggi Golan yang dinamai dengan nama Trump.

Langkah Trump mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan menyusul keputusannya pada Desember 2017 yang menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Sponsored

Ini bukan kali pertama Israel memberi nama Trump pada situs tertentu. Pada 2017, Menteri Transportasi Israel menamai stasiun kereta Tembok Barat dengan nama Trump.

Selain itu, Wali Kota Yerusalem Nir Barkat menamai alun-alun Yerusalem menjadi "alun-alun Trump".

Dataran Tinggi Golan terletak sekitar 60 kilometer barat daya dari Damaskus, Suriah, dengan luas sekitar 1.200 kilometer persegi.

Israel merebut sebagian besar wilayah itu dari Suriah pada 1967 dan menggagalkan upaya Suriah untuk merebut kembali wilayah itu dalam perang 1973.

Kedua negara menyepakati gencatan senjata pada 1974 yang melibatkan pembentukan zona demiliterisasi sepanjang 70 kilometer yang dipatroli oleh pasukan PBB.

Pada 1981, Parlemen Israel meloloskan UU yang menerapkan hukum, yurisidiksi, dan administrasi Israel ke Dataran Tinggi Golan, yang pada dasarnya berarti Israel mencaplok wilayah tersebut.

Namun, masyarakat internasional tidak mengakui langkah tersebut dan menyatakan bahwa Dataran Tinggi Golan merupakan wilayah Suriah yang diduduki.

Resolusi 497 Dewan Keamanan PBB (DK PBB) menyatakan keputusan Israel itu tidak diakui dan tidak memiliki efek dalam hukum internasional.

Tiga tahun lalu, dalam pemerintahan Presiden AS Barack Obama, Washington mendukung pernyataan DK PBB yang prihatin atas sikap PM Netanyahu yang menyatakan Israel tidak akan pernah melepaskan Dataran Tinggi Golan.

Suriah selalu bersikeras tidak akan menyetujui perjanjian damai dengan Israel kecuali jika mereka menarik diri dari seluruh wilayah Dataran Tinggi Golan.

Perundingan damai yang ditengahi oleh AS pada 2000 gagal mencapai kesepakatan, dilanjutkan oleh Turki yang menjadi penengah dalam pembicaraan perdamaian tidak langsung pada 2008.

Ada lebih dari 30 permukiman Israel di Dataran Tinggi Golan yang menampung sekitar 20.000 orang. Permukiman tersebut dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional, tetapi Israel membantahnya.

Para pemukim tinggal bersama sekitar 20.000 warga Suriah yang tidak melarikan diri ketika Dataran Tinggi Golan direbut.

Sumber : BBC

Berita Lainnya
×
tekid