sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Presiden Nigeria berduka atas serangan militer yang tewaskan 85 orang di acara Maulid

Pada September 2022, setidaknya terdapat 14 insiden pemboman serupa yang terdokumentasi di kawasan pemukiman.

Fitra Iskandar
Fitra Iskandar Selasa, 05 Des 2023 19:06 WIB
Presiden Nigeria berduka atas serangan militer yang tewaskan 85 orang di acara Maulid

Militer Nigeria melakukan serangan drone untuk menggempur posisi pemberontak, Senin (4/12). Namun serangan itu justru menjadi petaka bagi puluhan warga sipil yang sedang berkumpul untuk perayaan keagamaan. Sedikitnya 85 orang tewas dalam insiden itu.

Serangan pada Minggu malam di desa Tudun Biri di kawasan dewan Igabi negara bagian Kaduna terjadi ketika umat Islam berkumpul di sana untuk merayakan hari raya Maulid Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Gubernur Kaduna Uba Sani mengatakan warga sipil “dibunuh secara keliru dan banyak lainnya terluka” oleh pesawat tak berawak yang “menargetkan teroris dan bandit”.

Badan Manajemen Darurat Nasional mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa bahwa “sejauh ini 85 mayat telah dikuburkan sementara pencarian masih berlangsung”.

Sementara itu, kantor Amnesty International di Nigeria mengatakan 120 orang tewas dalam serangan itu, mengutip laporan dari para pekerja dan sukarelawan di daerah tersebut.

“Banyak dari mereka adalah anak-anak [dan] masih banyak lagi mayat yang ditemukan,” Isa Sanusi, direktur kelompok tersebut di Nigeria, mengatakan kepada The Associated Press.

Setidaknya 50 jenazah ditemukan, menurut warga Igabi, Mustapha Rufai. “Mereka bilang mereka tidak sengaja melemparkan bom ke arah mereka,” katanya.

Serangan ekstremis dan pemberontak telah menghancurkan wilayah barat laut dan tengah Nigeria. Pasukan negara tersebut sering menargetkan tempat persembunyian kelompok bersenjata dengan pemboman udara namun terkadang juga mengebom penduduk desa.

Kelompok-kelompok tersebut, yang dikenal sebagai bandit, telah menyerbu desa-desa, menyerang jet tempur angkatan udara dan kereta api, dan menculik orang-orang dari segala usia, termasuk anak-anak, untuk mendapatkan uang tebusan.

Sponsored

Pelanggaran hak asasi manusia
Pemboman terbaru ini menimbulkan kemarahan di kalangan warga. Pasukan keamanan Nigeria selama ini dituduh kerap melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang dikhawatirkan  sekutu Barat, termasuk Amerika Serikat.

Kepala divisi tentara Nigeria yang bertanggung jawab atas operasi di Kaduna, seperti dikutip oleh pemerintah negara bagian, mengatakan selama pertemuan keamanan pada hari Senin bahwa operasi drone adalah operasi rutin.

“Tentara Nigeria menjalankan misi rutin melawan teroris tetapi secara tidak sengaja [tindakannya] berdampak pada anggota masyarakat,” sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Keamanan Dalam Negeri Negara Bagian Kaduna mengutip pernyataan Mayor Jenderal Valentine Okoro, kepala divisi militer. 

“Upaya pencarian dan penyelamatan masih berlangsung, puluhan korban luka telah dievakuasi” ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, kata Komisaris Keamanan Kaduna Samuel Aruwan.

Angkatan udara Nigeria mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka tidak melakukan operasi apa pun di Kaduna pada Minggu malam, tetapi mereka bukan satu-satunya yang “mengoperasikan drone bersenjata tempur” di wilayah tersebut. Juru bicara militer Nigeria tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Media lokal melaporkan bahwa penduduk desa meninggalkan daerah tersebut, takut akan serangan pesawat tak berawak lagi. Para aktivis mengatakan bahwa insiden serupa tidak pernah diselidiki di masa lalu, sehingga menyebabkan para korban dan penyintas tidak mendapatkan kompensasi atau keadilan yang memadai.

Sani, gubernur negara bagian tersebut, mengatakan para pejabat dikirim ke desa tersebut untuk bertemu dengan keluarga korban dan penyelidikan sedang dilakukan.

“Kami bertekad untuk mencegah terulangnya tragedi ini dan meyakinkan masyarakat kami bahwa perlindungan mereka akan diprioritaskan dalam perjuangan berkelanjutan melawan teroris, bandit, dan elemen kriminal lainnya,” katanya.

Sementara, Presiden Bola Ahmed Tinubu pada hari Selasa memerintahkan penyelidikan setelah tentara mengakui salah satu drone mereka secara tidak sengaja menyerang desa Tudun Biri.

Badan Manajemen Darurat Nasional (NEMA) dalam sebuah pernyataan mengatakan di luar korban tewas, terdapat 66 orang lainnya dirawat di rumah sakit, namun petugas darurat masih bernegosiasi dengan tokoh masyarakat untuk meredakan ketegangan agar dapat mencapai desa tersebut.

“Presiden Tinubu menggambarkan kejadian itu sebagai hal yang sangat disayangkan, meresahkan, dan menyakitkan, mengungkapkan kemarahan dan kesedihan atas hilangnya nyawa warga Nigeria secara tragis,” kata kepresidenan dalam sebuah pernyataan.

Geng-geng milisi telah lama meneror wilayah barat laut Nigeria, beroperasi dari basis yang jauh di dalam hutan dan menyerbu desa-desa untuk menjarah dan menculik penduduk untuk mendapatkan uang tebusan.

Di wilayah timur laut, para jihadis telah diusir dari wilayah yang mereka kuasai pada puncak konflik, meskipun mereka terus melakukan perlawanan di daerah pedesaan.

Lebih dari 40.000 orang telah terbunuh dan dua juta orang mengungsi sejak tahun 2009 dalam konflik tersebut.

Serangan bom militer Nigeria secara tidak sengaja telah menimpa warga sipil di masa lalu.

Setidaknya 20 nelayan tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan pada September 2021 di Kwatar Daban Masara di Danau Chad di timur laut, ketika militer mengira mereka adalah militan.

Pada bulan Januari 2017, setidaknya 112 orang tewas ketika sebuah jet tempur menyerang sebuah kamp yang menampung 40.000 orang yang mengungsi akibat kekerasan jihadis di kota Rann dekat perbatasan dengan Kamerun.

Pada September 2022, setidaknya terdapat 14 insiden pemboman serupa yang terdokumentasi di kawasan pemukiman.

Militer Nigeria menyalahkan "kurangnya penandaan yang tepat di kawasan itu" dalam laporan yang dikeluarkan enam bulan kemudian.(aljazeera, france24)

Berita Lainnya
×
tekid