sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pro-Beijing kalah, pemimpin Hong Kong hormati hasil pemilu

Pemilu dewan distrik Hong Kong kali ini menunjukkan lonjakan signifikan jumlah pemilih yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 25 Nov 2019 18:42 WIB
Pro-Beijing kalah, pemimpin Hong Kong hormati hasil pemilu

Pascapemilu dewan distrik Hong Kong yang mempertontonkan kemenangan besar bagi kubu prodemokrasi, Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengucapkan terima kasih kepada publik atas partisipasi aktif mereka. Menurut media setempat, 17 dari 18 dewan distrik kini dikendalikan oleh anggota dewan prodemokrasi.

Pemilu, yang pertama sejak gelombang protes anti-Beijing dimulai, menunjukkan lonjakan signifikan jumlah pemilih, yaitu 2,94 juta atau lebih dari 71% dibanding pada 2015 yang hanya 1,4 juta pemilih. Itu belum pernah terjadi sebelumnya.

Secara keseluruhan hasil pemilu dipandang sebagai teguran keras bagi kepemimpinan Lam dan dukungan bagi gerakan protes.

Hong Kong telah dilanda protes yang dipicu RUU ekstradisi selama berbulan-bulan. RUU tersebut telah sepenuhnya dicabut bulan lalu.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Senin (25/11), Lam mengatakan bahwa pemerintah menghormati hasil pemilu. 

"Ada berbagai analisis dan interpretasi dalam masyarakat sehubungan dengan hasil (pemilu), dan beberapa berpendapat bahwa hasilnya mencerminkan ketidakpuasan warga dengan situasi saat ini dan adanya persoalan yang mendalam. Pemerintah akan mendengar pendapat anggota masyarakat ... dan secara serius merefleksikannya," kata Lam.

Lam juga menuturkan bahwa pemilu berlangsung secara damai, aman, dan tertib.

Media lokal melaporkan bahwa kandidat prodemokrasi memenangi 347 dari 452 kursi dewan distrik yang diperebutkan, sementara kandidat pro-Beijing memperoleh 60 kursi. Ada pun calon independen, di mana mayoritas mereka prodemokrasi, mendapat 45 kursi.

Sponsored

Dalam pemilihan empat tahun lalu, anggota dewan pro-Beijing menguasai 292 kursi, sementara mereka yang prodemokrasi menduduki 116 kursi dan calon independen meraih 23 kursi.

Anggota dewan distrik memiliki sedikit kekuatan politik, tetapi dapat memilih 117 dari jumlah mereka untuk duduk di komite beranggotakan 1.200 orang yang akan memilih Kepala Eksekutif Hong Kong.

Hasil pemilu berarti 117 kursi berpeluang besar diisi oleh anggota dewan prodemokrasi sehingga mereka akan memiliki pengaruh lebih besar atas keputusan pemilihan kepala eksekutif yang akan berlangsung pada 2022.

Para aktivis berharap bahwa kemenangan luar biasa dari partai-partai antikemapanan akan memaksa pemerintah merespons tuntutan mereka dengan lebih serius.

Beijing belum mengeluarkan pernyataan resmi yang merespons hasil pemilu. Tetapi Menteri Luar Negeri China Wang Yi menegaskan kembali bahwa apa pun yang terjadi, Hong Kong adalah bagian dari China.

"Setiap upaya untuk mengacaukan Hong Kong, atau bahkan merusak kemakmuran dan stabilitasnya, tidak akan berhasil," kata dia.

Hong Kong, bekas koloni Inggris, dikembalikan ke China pada 1997. Kota itu memiliki beberapa otonomi dan warganya memiliki lebih banyak hak dibanding masyarakat di China daratan.

Status khusus Hong Kong akan berakhir pada 2047. Banyak orang di Hong Kong dilaporkan tidak ingin kota itu kembali di bawah China.

Sumber : BBC

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid