Racun misterius serang puluhan pelajar perempuan di Iran
Pihak berwenang awalnya menolak kejadian ini tetapi baru-baru ini mengakui skala masalahnya.

Anak-anak sekolah di Iran diracuni di beberapa provinsi di seluruh negeri pada hari Sabtu. Ini menyebabkan banyak pelajar harus menjalani rawat inap. Protes pun merebak di ibu kota mengecam serangan itu. Mereka mencurigai keterlibatan pemerintah dalam kasus tersebut.
Sejak November, lusinan sekolah anak perempuan di seluruh Iran telah terpengaruh oleh serangkaian keracunan yang menyebabkan ratusan anak perempuan merasa tidak enak badan.
Pihak berwenang awalnya menolak kejadian ini tetapi baru-baru ini mengakui skala masalahnya.
Gejala yang dilaporkan siswa antara lain sakit kepala, jantung berdebar-debar, lesu, dan tidak mampu bergerak. Beberapa juga menggambarkan aroma yang tidak biasa seperti jeruk keprok, klorin, atau bahan pembersih.
Kantor berita yang berafiliasi dengan negara melaporkan kasus keracunan di beberapa provinsi pada hari Sabtu, termasuk di Fars, Hamedan, Azerbaijan Barat, dan Alborz.
Kantor berita semi-resmi Tasnim melaporkan bahwa 27 siswa dari sekolah putri di kota Kavar di provinsi Fars dibawa ke rumah sakit setelah mengalami gejala mual, lemas dan pusing.
Badan itu mengatakan 30 siswa lainnya dari sekolah putri di Orumiyeh di provinsi Azerbaijan Barat dibawa ke pusat kesehatan setelah diracuni, menambahkan bahwa penyebab keracunan itu tidak diketahui.
Kelompok aktivis 1500tasvir merilis daftar lebih dari 40 sekolah perempuan di seluruh Iran, mencakup lebih dari 20 kota besar dan kecil, di mana para siswa dilaporkan diracuni pada hari Sabtu.
Video yang diposting di Twitter oleh 1500tasvir menunjukkan pengunjuk rasa berkumpul di luar gedung yang berafiliasi dengan Kementerian Pendidikan negara itu di setidaknya dua bagian Teheran.
Dalam satu video dari Teheran, pengunjuk rasa terdengar meneriakkan, “Musuh kita ada di sini; mereka berbohong ketika mereka mengatakan itu adalah AS.”(alarabiya)

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Musabab di balik meningkatnya angka kejahatan
Rabu, 22 Mar 2023 06:10 WIB
Cerita mereka yang direpresi di BRIN: Dari teguran hingga pemotongan tukin
Selasa, 21 Mar 2023 12:10 WIB