close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Gambar kelinci/ Pixabay
icon caption
Gambar kelinci/ Pixabay
Dunia
Kamis, 01 Maret 2018 15:37

Ribuan kelinci dibantai di Selandia Baru

Pecinta kelinci di dunia laik berduka, sebab populasi kelinci di Selandia Baru akan dibabat habis, seiring kerusakan yang dipicu mereka.
swipe

Selandia Baru berencana memusnahkan kelinci yang dianggap menjadi hama. Populasi kelinci yang tak terkontrol justru mengganggu ladang pertanian. Maklum, orang Selandia Baru tidak mengonsumsi daging kelinci. Mereka justru menganggapnya sebagai hewan nakal yang merugikan petani.

Pembantaian kelinci itu dilakukan dengan penyebaran virus yang dikenal dengan RHDV1-K5 yang akan dirilis pada Maret mendatang. Upaya pemerintah tersebut disambut baik oleh para petani. Namun, para petani mengkhawatirkan tentang dampak virus itu kepada kelinci peliharaan milik warga.

Kelinci dibawa ke Selandia Baru pada 1830. Seiring berjalannya waktu, populasi kelinci terus bertambah dan menjadi masalah bagi para petani. Apalagi muncul kelinci buas yang kerap merusak panen petani dan binatang ternak.

Melansir BBC, Kementerian Industri Utama menyatakan kerugian akibat hama kelinci mencapai 50 juta dolar Selandia Baru (Rp496 miliar). Kemudian, biaya untuk mengendalikan kelinci mencapai 25 juta dolar Selandia Baru (Rp240 miliar) setiap tahunnya.

Kebijakan Pemerintah Selandia Baru untuk menghabisi kelinci dinilai terlalu berlebihan. Federasi Petani Selandia Baru (FF) menyatakan langkah tersebut merupakan upaya yang tepat. “Memang banyak petani yang menderita (akibat kelinci),” kata juru bicara FF kepada BBC. Selandia Baru bahkan berencana menjadikan negaranya bebas predator pada 2050.

Namun, Arnja Dale dari Masyarakat untuk Pencegahan Kekejaman terhadap Hewan mengungkapkan, keputusan untuk mengeluarkan virus sangat mengecewakan. “Virus itu akan menyebabkan penurunan populasi kelinci,” kata Dale. Dia mendorong agar pemerintah menggunakan metode yang lebih manusiawi.

Sebenarnya banyak cara untuk membunuh kelinci, seperti menembak, memberikan racun, dan fumigasi. Selandia Baru juga pernah menggunakan virus bernama Rabbit Haemorrhagic Disease Virus (RHDV) pada 1997. Virus itu hanya akan menyerang kelinci bukan binatang lainnya. Kini pengembangan virus itu adalah RHDV1-K5. Virus itu akan menyerang organ dalam kelinci dan menyebabkan sakit kepala hingga kegagalan pernafasan.

img
Dika Hendra
Reporter
img
Purnama Ayu Rizky
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan