sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Setelah Singapore Airlines, Qatar Airways alami turbulensi hebat

Seorang penumpang Cathal mengatakan kepada RTE News bahwa turbulensi terjadi ketika tanda sabuk pengaman dilepas.

Fitra Iskandar
Fitra Iskandar Senin, 27 Mei 2024 09:36 WIB
Setelah Singapore Airlines, Qatar Airways alami turbulensi hebat

Dua belas orang penumpang Qatar Airways dari Doha ke Irlandia terluka akibat turbulensi. Pihak Bandara Dublin pada 26 Mei, menambahkan setelah kejadian itu pesawat tersebut mendarat dengan selamat dan sesuai jadwal.

Penerbangan QR017, sebuah Boeing 787 Dreamliner, mendarat sesaat sebelum jam 1 siang waktu Dublin, kata pihak bandara.

“Saat mendarat, pesawat tersebut disambut oleh layanan darurat, termasuk polisi bandara dan departemen pemadam kebakaran dan penyelamatan kami, karena enam penumpang dan enam awak di dalamnya melaporkan cedera setelah pesawat mengalami turbulensi saat mengudara di atas Turki,” kata Bandara Dublin dalam sebuah pernyataan. 

Stasiun penyiaran Irlandia RTE, mengutip penumpang yang tiba di Bandara Dublin, mengatakan insiden itu berlangsung kurang dari 20 detik dan terjadi saat layanan makanan dan minuman.

Seorang penumpang Cathal mengatakan kepada RTE News bahwa turbulensi terjadi ketika tanda sabuk pengaman dilepas. Makan malamnya terlepas dari pangkuannya dan celana pendeknya robek.

Penumpang lain, Conor, mengatakan dia merasakan pesawat itu tenggelam selama sekitar lima detik, dan melihat seorang pramugari “naik ke udara dan langsung turun kembali”.

Rekannya, Emma, ​​mengatakan dia melihat pramugari dengan goresan di wajah mereka dan “ekspresi panik di wajah semua orang”.

Qatar Airways mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “sejumlah kecil” penumpang dan awak pesawat mengalami luka ringan selama penerbangan dan menerima perawatan medis.

Sponsored

Maskapai ini tidak secara langsung mengomentari turbulensi tersebut, namun mengatakan masalah tersebut masih dalam penyelidikan internal.

Insiden itu terjadi lima hari setelah penerbangan Singapore Airlines dari London ke Singapura terpaksa mendarat di Bangkok karena turbulensi parah, yang menewaskan seorang pria Inggris berusia 73 tahun dan menyebabkan 20 lainnya dalam perawatan intensif.

Kecelakaan penerbangan terkait turbulensi adalah jenis yang paling umum, menurut studi tahun 2021 yang dilakukan oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS.

Dari tahun 2009 hingga 2018, badan AS tersebut menemukan bahwa turbulensi menyumbang lebih dari sepertiga kecelakaan penerbangan yang dilaporkan dan sebagian besar mengakibatkan satu atau lebih cedera serius, namun tidak ada kerusakan pada pesawat. (rte,asiaone)

Berita Lainnya
×
tekid