sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Skandal pelecehan seksual menerpa dunia skating Korea Selatan

Korea Selatan memimpin dalam cabang olahraga speed skating. Negara itu telah memenangkan 24 medali emas Olimpiade.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Selasa, 22 Jan 2019 19:52 WIB
Skandal pelecehan seksual menerpa dunia skating Korea Selatan

Speed skating, cabang olahraga yang elite di Korea Selatan, ternoda oleh skandal pelecehan seksual. Para skater wanita mengaku mereka dilecehkan secara seksual oleh pelatih dan aksi tersebut ditutup-tutupi.

Korea Selatan memimpin dalam cabang olahraga speed skating, di mana negara itu telah memenangkan 24 medali emas Olimpiade, dan apa yang terjadi adalah perkembangan yang serius. 

Dari lima atlet skating yang mengaku mengalami pelecehan seksual, salah satunya menuturkan bahwa seorang pelatih menciumnya secara paksa dan kemudian melecehkannya secara verbal ketika dia menolak bujuk rayunya.

Para atlet wanita, yang diwakili oleh sebuah kelompok bernama Solidarity for Young Skaters (SYS), mengungkap pengalaman buruk mereka lewat sebuah konferensi pers yang diadakan di parlemen Korea Selatan pada Senin (21/1) bersama dengan seorang anggota parlemen Sohn Hye-won.

Kelompok itu mengatakan bahwa para atlet wanita tersebut memilih untuk tetap anonim karena mereka takut dengan respons negatif dari para pendukung pelatih dan komunitas skating.

"Mereka sangat takut dengan kemungkinan pembalasan dan penolakan dari masyarakat," ungkap Park Ji-hoon, seorang kuasa hukum untuk SYS.

Sohn dan kelompok SYS juga menyerukan penyelidikan terhadap Jun Myung-kyu, mantan pelatih tim nasional dan tokoh yang sangat berpengaruh dalam speed skating Korea Selatan, yang mereka sebut menyembunyikan fakta pelecehan.

Park menerangkan, "Tindakan Jun tidak terdeteksi selama bertahun-tahun karena dia memiliki pengaruh atas komunitas ice skating ... karena komunitas dan sejumlah politikus melindunginya."

Sponsored

Jun sendiri membantah tuduhan tersebut, termasuk bahwa dia mengetahui tentang kasus pelecehan yang menyebabkan salah satu pelatih dibui karena penyerangan.

"Saya tidak dalam posisi mengetahui semuanya tentang dugaan serangan seksual," papar Jun dalam konferensi pers pada hari yang sama.

Kelompok SYS telah mendesak pemerintah untuk melakukan survei terhadap seluruh atlet dalam upaya untuk menghilangkan kekerasan seksual di komunitas olahraga Korea Selatan.

Sisi kelam di dunia seluncur Korea Selatan ini mengemuka pada Januari 2018, ketika peraih medali emas Olimpiade jalur pendek skating Shim Suk-hee mengatakan, mantan pelatihnya berulang kali menyerangnya sejak remaja.

September lalu, Cho Jae-beom dinyatakan bersalah karena memukuli dan melecehkan Shim dan sejumlah atlet skating lain. Shim mengaku dia telah dipukuli sejak usia tujuh tahun.

"Dia menendang dan meninju saya dengan keras, terutama di kepala saya hingga saya berpikir bahwa mungkin saya akan mati," tutur Shim dalam sidang pengadilan tahun lalu.

Atlet lainnya mengikuti jejak Shim dan pada September lalu, Cho divonis 10 bulan penjara karena menyerang Shim dan tiga atlet lainnya.

Dalam sebuah tuntutan yang diajukan bulan lalu, Shim yang berusia 21 tahun kembali menuduh Cho melakukan pelecehan seksual. Menurutnya, perbuatan itu dimulai Cho pada 2014, ketika dia masih mahasiswa dan berlanjut hingga tidak lama sebelum Olimpiade Pyeongchang.

Pengacara Cho membantah tuduhan Shim. Di lain sisi, tudingan teranyar Shim menyebabkan hampir 250.000 orang di Korea Selatan menandatangani petisi yang menuntut hukuman penjara lebih lama bagi Cho.

Bukan kali pertama 

Persoalan ini tidak hanya terbatas pada dunia skating Korea Selatan. Tahun lalu, mantan bintang tenis Kim Eun-hee menguak bahwa pelatih tenisnya telah melakukan pelecehan seksual terhadap dirinya sejak dia usia 10 tahun.

Kim memutuskan tetap diam sampai akhirnya dia bertemu kembali dengan sang pelatih di sebuah turnamen dua tahun lalu, dan menyadari bahwa pria itu masih melatih para pemain tenis muda.

Setelahnya, Kim memutuskan mengajukan tuntutan pidana dan pada Oktober lalu, pelatih itu dinyatakan bersalah atas pemerkosaan. Dia dijatuhi hukuman 10 tahun penjara. 

Mantan atlet judo Shin Yu-yong menuduh mantan pelatihnya di SMA memperkosanya berulang kali selama empat tahun. Orang yang dituduh membantah, dan mengklaim bahwa mereka terlibat hubungan asmara.

Meskipun demikian, Asosiasi Judo Korea kemudian memutuskan memberikan larang seumur hidup kepada yang bersangkutan. Mereka mengatakan itu adalah persoalan serius bahwa yang bersangkutan memiliki hubungan yang tidak patut dengan anak di bawah umur, terlepas dia dinyatakan bersalah atau tidak.

Komite HAM Korea Selatan pada Selasa (22/1) mengumumkan akan membentuk tim investigasi untuk menyelidiki perlakuan terhadap para atlet.

"Kami menyikapi dengan serius bahwa kekerasan dan pelecehan seksual di bidang olahraga tidak dapat diabaikan lagi," kata Choi Young-ae, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.

Sumber : BBC

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid