sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Stephen Hawking berpulang, legasinya tetap diingat zaman

Stephen Hawking meninggal dunia pada usia 76 tahun. Ia adalah ilmuwan pencetus buku populer "A Brief History of Time".

Dika Hendra
Dika Hendra Rabu, 14 Mar 2018 11:52 WIB
Stephen Hawking berpulang, legasinya tetap diingat zaman

Fisikawan asal Inggris itu dikenal dengan teori black hole dan relativitas. Dia juga merupakan penulis beberapa buku sains populer, termasuk “A Brief History of Time”.

“Kita sangat sedih karena ayah tercinta kita meninggal dunia hari ini (Rabu, 14/3),” ungkap Lucy, Robert, dan Tim, anak-anak Stephen Hawking, dilansir BBC. “Dia merupakan ilmuwan besar dan lelaki luar biasa yang memiliki legasi yang hidup dan abadi dalam beberapa tahun mendatang,” papar mereka.

Ketiga anak-anak Stephen Hawking memuji ayahnya sebagai sosok cerdas dan humoris serta mampu menginspirasi banyak orang di seluruh dunia. “Ayah juga selalu berani dan konsisten. Kita akan merindukannya selamanya,” jelas mereka.

Ilmuwan selebritas dunia

Siapapun yang mencintai sains dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, pasti mengenal Stephen Hawking. Dia adalah sosok ilmuwan yang paling disegani dan dihargai di seluruh dunia. Kisah hidup Hawking bahkan pernah didokumentasikan dalam film apik bertajuk "The Theory of Everything" (2014), yang diperankan aktor kenamaan Eddy Redmayne.

Kendati lekat dengan popularitas Hawking jauh dari kesan sombong. Dia adalah orang yang suka bercanda. Mantan suami Jane Wilde itu juga menjadi duta sains dan selalu berhati-hati memberi jaminan publik untuk mengakses karyanya. Karena kiprahnya pula, ia sering tampil di  televisi untuk menyampaikan pendapatnya tentang sains dan penelitiannya.

Stephen William Hawking lahir di Oxford pada 8 Januari 1942. Ayahnya merupakan peneliti biologi. Hawking tumbuh besar di London. Dia meraih gelar sarjana di Oxford dalam bidang fisika dan melakukan penelitian kosmologi di Cambrige.

Saat remaja, Hawking dikenal suka mengendari sepeda. Namun, saat kuliah di Cambridge, dia didagnosis penyakit saraf motorik hingga menderita kelumpuhan. Kala hendak menikahi istri pertamanya, Jane, pada 1964, doktor memvonis usianya tidak lebih dari dua atau tiga tahun.

Sponsored

Namun faktanya, penyakit tersebut justru melemah. Hawking dan Jane menjalani rumah tangga dan dikaruniai tiga anak. Sayang, penyakit tracheotomy Hawking lambat laun memaksanya berbicara dengan bantuan alat voice synthesiser. Yang menakjubkan, dengan berbagai kendala itu, dia berhasil menyelesaikan buku terbaiknya berjudul “A Brief History of Time”. Buku itu sendiri telah terjual lebih dari 10 juta kopi. Itu juga menjadi buku paling populer yang tak pernah dibaca penulisnya.

Teori black hole yang dikemukakan Hawking menarik perhatian banyak kalangan. Itu menjadi teori dari segala teori, tentang pembentukan alam semesta sebagai hukum yang ditentukan.

“Sekumpulan hukum yang lengkap akan memberikan jawaban bagi kita tentang jawaban pertanyaan seperti bagaimana alam semesta dimulai?” terangnya. Itu juga akan menjelaskan di mana alam semesta berjalan dan kapan akan berakhir. “Jika kita menemukan jawaban pertanyaan itu, kita siap untuk mengetahui pikiran Tuhan,” imbuhnya.

Hawking menjelaskan, penyakit yang diidapnya justru memberikan keuntungan bagi dirinya. Dengan kondisi yang sulit, Hawking selalu berterima kasih kepada istrinya yang menemani selama 20 tahun. Dia juga berterima kasih pada keluarga dan rekan-rekannya.

Berita Lainnya
×
tekid