Ucapan Iduladha dari Ivanka Trump tuai kritik
Warganet ramai-ramai mengingatkan bagaimana Trump melarang muslim dari sejumlah negara masuk ke AS.
Ucapan Iduladha Ivanka Trump bagi umat Islam di seluruh dunia mengundang kritik dari para pengguna Twitter. Mereka mengingatkannya bahwa ayahnya, Presiden Donald Trump, telah melarang orang-orang dari negara mayoritas muslim untuk bepergian ke Amerika Serikat.
"Selamat Iduladha untuk umat Islam di seluruh dunia yang merayakannya. Semoga Anda selalu sehat dan bahagia," twit wanita yang menjabat sebagai Penasihat Senior Gedung Putih itu pada Minggu (11/8).
Eid Mubarak to Muslims all around the world celebrating Eid al-Adha!
Wishing you health, happiness and joy! — Ivanka Trump (@IvankaTrump) August 11, 2019
Banyak pengguna Twitter yang menilai bahwa pernyataan Ivanka tidak tulus. Beberapa dari mereka merujuk pada perintah eksekutif 13769 yang dirilis Trump pada 2017.
Gedung Putih menyatakan bahwa perintah tersebut merupakan upaya untuk mengusir individu-individu berbahaya dari sebagian besar negara-negara Arab yang tidak stabil. Perintah Trump melarang warga dari Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Yaman dan Suriah untuk memasuki AS selama 90 hari.
Para pengguna Twitter menyebut ucapan Ivanka karena dinilai tidak sejalan dengan kebijakan ayahnya yang justru dinilai merugikan muslim.
"Ayahmu memberlakukan larangan bagi muslim," ujar seorang pengguna Twitter, Clara Jeffrey.
Your father instituted a Muslim ban.
Seorang pengguna Twitter mengatakan Presiden Trump sebagai seorang yang antimuslim dan ucapan Iduladha Ivanka adalah sikap bermuka dua.
Your father is bigoted against Muslims of all nationalities. Your duplicity is despicable. — Justin Hendrix (@justinhendrix) August 11, 2019
Pemilik akun Twitter @Zro415 mengejek bahwa ucapan Ivanka hanya diperuntukkan bagi teman-teman muslimnya yang kaya.
This message was only meant for her rich Muslim friends like the ones who kill journalists or invest. — Doesntexonerate (@Zro415) 11 August 2019
Menyusul pengumuman kebijakan Trump, pada 2017 sejumlah aksi protes mulai bermunculan di bandara-bandara di seluruh negeri.
Dalam pembelaannya atas pelarangan tersebut, Trump mengklaim media telah salah mencap kebijakan itu sebagai pelarangan bagi muslim. Menurut Trump, perintah itu merupakan langkah keamanan nasional dan tidak mengandung unsur intoleransi agama. Larangan yang sama juga dikenakan terhadap warga dari Venezuela dan Korea Utara. (Huffington Post dan Daily Express)