sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Whistleblower yang picu upaya pemakzulan Trump petugas CIA?

Sejumlah media AS mengidentifikasinya sebagai petugas CIA dan pernah bekerja di Gedung Putih.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Jumat, 27 Sep 2019 15:29 WIB
Whistleblower yang picu upaya pemakzulan Trump petugas CIA?

The New York Times, Washington Post dan Reuters mengidentifikasi whitsleblower atau pelapor pelanggaran yang pengaduannya memicu penyelidikan yang dapat memakzulkan Donald Trump sebagai seorang petugas CIA. 

Menurut sejumlah media AS, petugas yang tidak disebutkan namanya itu pernah bekerja di Gedung Putih.

Seorang pengacara sang whistleblower memperingatkan bahwa siapapun yang mencoba untuk mencari tahu identitas pelapor akan berada dalam situasi bahaya.

Pengaduan terakhir whistleblower menyatakan bahwa pejabat senior Gedung Putih mencoba menutup rapat-rapat seluruh detail transkip telepon antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 25 Juli. Transkip panggilan telepon itu tidak disimpan dalam sistem komputer yang biasa, melainkan sistem terpisah yang digunakan untuk informasi rahasia.

Dalam pembicaraan telepon tersebut, Trump mendorong Zelensky untuk menyelidiki saingan politiknya yang merupakan kandidat calon presiden asal Partai Demokrat, Joe Biden.

Demokrat menuduh Trump mencari bantuan pihak asing untuk mencoreng reputasi Biden dan menggunakan bantuan militer ke Ukraina sebagai alat tawar menawar.

Trump sendiri membantah melakukan kesalahan apapun dan menolak proses pemakzulan yang digulirkan Ketua DPR Nancy Pelosi dengan menyebutnya sebagai hoaks dan perburuan lain penyihir. Sebelumnya, Trump juga mencap penyelidikan atas dugaan keterlibatan Rusia dalam Pilpres AS sebagai perburuan penyihir.

Presiden AS itu mengakui bahwa dia memblokir bantuan militer senilai hampir US$400 juta ke Ukraina beberapa hari sebelum dia berbicara dengan Zelensky, namun dia membantah langkah tersebut untuk menekan Ukraina agar menyelidiki Biden.

Sponsored

Sementara itu, sebuah rekaman audio muncul di mana Trump menuntut untuk mengetahui siapa yang memberikan informasi kepada whistleblower. 

"Saya ingin tahu siapa orangnya, siapa orang yang memberikan informasi kepada whistleblower. Karena itu dekat dengan spionase," kata presiden dalam sambutan pribadi kepada staf di PBB. Rekaman audio tersebut diberikan kepada Los Angeles Times.

Dalam referensi yang jelas tentang eksekusi mata-mata oleh AS di masa lalu, dia menambahkan, "Anda tahu apa yang dulu kita lakukan kan? Mata-mata dan pengkhianatan, kita dulu sering menanganinya dengan cara yang sedikit berbeda dibanding sekarang."

Pernyataan Trump tersebut dikecam oleh politisi DPR. Lewat sebuah pernyataan bersama mereka menyatakan itu komentar Trump merupakan intimidasi tercela atas saksi dan upaya untuk menghalangi penyelidikan untuk memakzulkannya.

Tidak ada bukti 

Selama percakapan teleponnya dengan Zelensky, Trump membahas pencopotan Jaksa Agung bernama Viktor Shokin pada 2016. Dia kemudian membahas tentang putra Biden, Hunter Biden, dan tuduhan tidak berdasar bahwa Biden yang saat itu menjabat sebagai Wapres AS menghentikan proses hukum terhadap anaknya dengan melobi Ukraina untuk memecat Shokin. 

Shokin terlibat dalam penyelidikan di Burisma, sebuah perusahaan gas alam, di mana Hunter duduk sebagai anggota dewan.

Trump meminta Zelensky untuk bekerja sama dengan Jaksa Agung William Barr dan pengacara pribadinya, Rudolph Giuliani, demi menyelidiki hal tersebut.

Tidak ada bukti kesalahan yang dilakukan oleh Biden dan Hunter.

Biden, bersama dengan sejumlah pejabat Barat lainnya, menyerukan agar Shokin dipecat karena persepsi bahwa dia lunak atas korupsi.

Ketika Shokin diganti, penggantinya terus menyelidiki Burisma selama 10 bulan sebelum penyelidikan berakhir.

Kementerian Kehakiman pada Rabu mengatakan bahwa Trump belum berbicara dengan jaksa agung soal penyelidikan Biden oleh Ukraina.

Sumber : BBC

Berita Lainnya
×
tekid