Teh adalah minuman paling populer di dunia, setelah air putih. Tentu saja, itu bukan tanpa alasan. Teh dikenal karena rasanya yang khas, efek menenangkan, serta khasiatnya yang luar biasa bagi kesehatan.
Menurut Eating Well, ada dua kelompok teh, yakni teh asli dan teh herbal. Hanya ada empat jenis teh yang termasuk dalam kategori teh asli, yakni teh hijau, teh hitam, teh oolong, dan teh putih—yang berasal dari tanaman Camellia sinensis.
Perbedaan rasa dan manfaat kesehatan dari masing-masing teh ini ditentukan proses pengolahan dauh teh, terutama pada tahap pemanasan dan oksidasi. Sedangkan teh herbal dibuat dengan cara menyeduh herba, bunga, akar, atau bahan alami lainnya dalam air panas. Beberapa teh herbal juga mengandung senyawa unik yang berpotensi memberikan manfaat kesehatan, tergantung pada bahan-bahan yang digunakan.
“Kebiasaan minum teh setiap hari dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan,” tulis Eating Well.
Lalu, apa saja manfaat teh untuk tubuh? Pertama, membantu mengatur tekanan darah. Teh asli kaya senyawa tumbuhan bernama flavan-3-ol. Salah satu flavan-3-ol penting yang terdapat dalam teh adalah epigallocatechin-3-gallate, yang punya sifat anti-inflamasi.
Konsumsi flavan-3-ol secara rutin dikaitkan dengan menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah. Menurut Eating Well, penelitian menyarankan untuk mengonsumsi sekitar 400-600 mg flavan-3-ol per hari atau setara dua cangkir teh hitam atau hijau.
Kedua, konsumsi teh diketahui dapat menurunkan risiko beberapa jenis kanker, terutama kanker mulut. Kandungan polifenol dalam teh berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menetralisir radikal bebas penyebab kerusakan sel serta menghambat pertumbuhan sel kanker.
Ketiga, menurut Eating Well, teh bisa membantu meningkatkan fokus dan daya ingat. Teh asli mengandung L-theanine, sejenis asam amino yang bisa meningkatkan kewaspadaan dan konsentrasi.
Menurut ahli diet di RET Physical Therapy, Jennie Norton kepada National Geographic, secangkir teh bisa menjadi sumber energi yang efektif, berkat kombinasi kafein dan L-theanine. Dua zat ini bekerja sama meningkatkan kewaspadaan tanpa menimbulkan rasa gelisah yang sering muncul akibat kopi. Berbeda dari kopi, kafein dalam teh diserap tubuh secara perlahan, sehingga memberikan energi yang lebih stabil dan tahan lama.
Kempat, mendukung sistem kekebalan tubuh. “Berbagai jenis teh, terutama teh hitam dan hijau, kaya polifenol,” tulis Eating Well.
“Beberapa senyawa seperti EGCG dan theaflavin dapat membantu menjaga sistem imun agar tetap optimal.”
Kelima, meningkatkan umur panjang. Sebuah studi terhadap lebih dari setengah juta peminum teh di Inggris menemukan, mereka yang mnium dua cangkir atau lebih teh hitam setiap hari memiliki risiko kematian 13% lebih rendah.
Keenam, menjaga tubuh tetap terhidrasi. Selain itu, penelitian tahun 2023 menemukan, antioksidan dalam teh juga bisa membantu menjaga keseimbangan mikrobioma usus—komunitas bakteri baik dalam saluran pencernaan.
Di samping itu, teh pun mengandung sejumlah kecil neurotransmitter gamma-aminobutyric acid (GABA) yang berperan menenangkan sistem saraf dan mengurangi kecemasan. Bukan hanya karena komposisi kimianya, pengalaman sensorik saat menikmati teh, seperti aroma, kehangatan, dan rasa juga berkontribusi pada relaksasi mental.
Sebuah studi tahun 2018 menemukan, menghirup aroma teh hitam bisa menurunkan tanda-tanda stres pada orang yang sedang menjalani tugas kognitif.
Walau banyak manfaatnya bagi tubuh, Namun menurut Eating Well, konsumsi harian juga bisa menimbulkan efek samping ringan bagi sebagian orang.
Contohnya, teh hitam bisa menyebabkan perubahan warna atau noda pada gigi. Bagi yang sensitif terhadap kafein, memilih teh berkafein dapat menyebabkan sulit tidur.
Selain itu, teh hitam dan hijau mengandung senyawa alami seperti tanin dan oksalat, yang dapat menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh—mineral penting untuk pembentukan protein pengangkut oksigen dalam darah.